Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Corak Agama Kerajaan Mataram Kuno

Kompas.com - 11/01/2024, 16:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Kerajaan Mataram Kuno berdiri sejak abad ke-8 hingga abad ke-11.

Selama hampir tiga abad berdiri, ada tiga dinasti yang memerintah Kerajaan Mataram Kuno secara bergantian, yaitu Dinasti Sanjaya, Syailendra, dan Isyana.

Ada pula ahli sejarah yang menyebut Dinasti Sanjaya sejatinya tidak ada, sehingga hanya ada Dinasti Syailendra dan Isyana.

Dalam sejarah Kerajaan Mataram Kuno, raja dari dinasti-dinasti yang memerintah ada yang beragama Hindu dan ada yang memeluk Buddha.

Dengan kata lain, corak agama dari Kerajaan Mataram Kuno adalah Hindu-Buddha.

Baca juga: Dinasti yang Berkuasa di Kerajaan Mataram Kuno

Corak agama Kerajaan Mataram Kuno

Corak Kerajaan Mataram Kuno dapat dilihat pada candi dan prasasti peninggalannya yang tersebar di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Candi-candi Kerajaan Mataram Kuno ada yang bercorak Hindu dan ada pula yang bercorak Buddha.

Candi terkenal peninggalan Mataram Kuno yang bercorak Buddha contohnya adalah Candi Borobudur.

Sedangkan candi bercorak Hindu peninggalan Kerajaan Mataram Kuno adalah Candi Prambanan.

Kerajaan Mataram Kuno didirikan oleh Ratu Sanjaya pada tahun 732.

Keterangan tersebut didapatkan dari Prasasti Canggal yang ditemukan di kompleks percandian Gunung Wukir di Magelang, Jawa Tengah.

Bait pertama Prasasti Canggal menyebutkan bahwa Raja Sanjaya telah mendirikan lingga di atas bukit pada 6 Oktober 732.

Baca juga: Ratu Sanjaya, Pendiri Kerajaan Mataram Kuno

Ahli sejarah menduga, pendirian lingga merupakan sebuah peringatan bahwa Sanjaya dapat membangun kembali kerajaan leluhurnya dan bertakhta dengan aman setelah menaklukkan musuh-musuhnya.

Dari prasasti ini diketahui pula Raja Sanjaya jelas beragama Hindu Siwa.

Prasasti Mantyasih menyebutkan Rakai Panangkaran sebagai penerus Raja Sanjaya.

Rakai Panangkaran menamakan dirinya sebagai permata wangsa Syailendra dan penganut Buddha Mahayana.

Pada masa Rakai Panangkaran, timbul dua cabang keagamaan di keluarga kerajaan.

Sebagian masih menganut agama Siwa seperti Sanjaya, salah satunya Rakai Patapan, sementara sebagian menjadi penganut Buddha seperti Rakai Panangkaran.

Penerus Rakai Panangkaran adalah Samaratungga, yang mempunyai putri bernama Pramodawarddhani.

Baca juga: Rakai Pikatan, Raja Mataram Kuno yang Membangun Candi Prambanan

Setelah Samaratungga turun takhta, penggantinya adalah Rakai Pikatan, putra dari Rakai Patapan yang beragama Siwa.

Rakai Pikatan dinikahkan dengan Pramodawarddhani yang menganut Buddha.

Dengan kata lain, pada saat itu, Kerajaan Mataram Kuno diperintah oleh raja penganut Hindu Siwa, yang memiliki permaisuri beragama Buddha Mahayana.

Perbedaan agama di antara Rakai Pikatan dan Pramodawarddhani terbukti tidak menimbulkan masalah.

Selama memerintah, keduanya sama-sama menjunjung toleransi beragama.

Salah satu buktinya adalah keberadaan Candi Plaosan di Kabupaten Klaten, yang merupakan wujud akulturasi budaya Hindu dan Buddha.

Rakai Pikatan dan Pramodawarddhani mendukung pembangunan candi bercorak Hindu maupun Buddha.

Karena Rakai Pikatan beragama Hindu, ia memerintahkan untuk membangun candi Siwa, yaitu percandian Roro Jonggrang di Prambanan.

Baca juga: Candi Plaosan, Bukti Cinta Beda Agama

Di saat yang sama, Raja menunjukkan bahwa dirinya tidak mengabaikan candi kerajaan yang dibangun oleh Rakai Panangkaran, yaitu Candi Plaosan Lor, dan tetap menjaga perasaan permaisurinya yang beragama Buddha.

Buktinya, Rakai Pikatan menambahkan sekurang-kurangnya dua candi perwara berupa bangunan stupa pada percandian itu.

Hal ini dapat dilihat dari tulisan pada dua bangunan stupa di kanan dan kiri jalan masuk ke candi induk sebelah utara.

Dengan demikian, pernikahan Rakai Pikatan dan Pramodawardhani memang memberi dampak positif bagi toleransi antarumat beragama Hindu dan Buddha di Mataram Kuno.

TWC memberlakukan kuota pengunjung naik ke Candi Borobudur 400 orang per hari selama uji coba.SHUTTERSTOCK TWC memberlakukan kuota pengunjung naik ke Candi Borobudur 400 orang per hari selama uji coba.
Pada tahun 842, Rakai Pikatan dan Pramodawarddhani meresmikan Candi Borobudur (Buddha) yang dibangun sejak era pemerintahan Samaratungga.

Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang berupa candi Hindu dan Buddha pun banyak yang didirikan berdampingan.

Baca juga: Asal-usul Wangsa Isyana

Pada tahun 929, Kerajaan Mataram Kuno dipindahkan ke Jawa Timur, yang menandai dimulainya kekuasaan Dinasti Isyana yang beragama Hindu Siwa.

Di masa pemerintahan Dinasti Isyan, dihasilkan karya sastra berjudul Sang Hyang Kamahayanikan yang berisi tentang agama Buddha Mahayana.

 

Referensi:

  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto (Eds). (2008). Sejarah Nasional Indonesia II: Zaman Kuno. Jakarta: Balai Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com