Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Hawaii, dari Kudeta hingga Akuisisi Amerika Serikat

Kompas.com - 05/01/2024, 08:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hawaii resmi menjadi bagian dari Amerika Serikat pada 1898 melalui pengesahan Resolusi Newlands Federal.

Resolusi Newlands Federal ini secara sah mengakui wilayah Hawaii sebagai bagian dari aneksasi Amerika Serikat.

Proses ini mencapai puncaknya pada 1959, ketika Hawaii secara resmi diakui sebagai negara bagian Amerika Serikat.

Sebelum integrasinya ke dalam Amerika Serikat, Hawaii telah menjalani sejarah sebagai entitas negara yang mandiri.

Pemukim pertama di Hawaii berawal dari orang-orang Polinesia yang tiba di pulau-pulau tersebut sekitar abad ke-8 dan membentuk kehidupan subsisten selama berabad-abad.

Pada abad ke-18, ketika kayu cendana menjadi komoditas berharga yang dicari oleh China, orang Amerika mulai memasuki Hawaii untuk tujuan ekonomi.

Perkembangan pesat terjadi sekitar tahun 1830 dengan munculnya industri gula yang didorong oleh orang Amerika.

Perkebunan gula berkembang di seluruh pulau, menarik pemukim Amerika yang berusaha mendapatkan keuntungan dari sektor ekonomi yang sedang berkembang.

Pertumbuhan industri gula pada abad ke-19 membawa perubahan signifikan bagi penduduk asli.

Pemukim Amerika yang datang membentuk pijakan mereka di Hawaii kemudian secara bertahap mengambil alih kendali dan kekuasaan.

Upaya ini mencapai puncaknya pada 1840 ketika Amerika mendirikan monarki konstitusional di Hawaii yang menandai perubahan politik mendasar dalam sejarah kepulauan tersebut.

Berikut adalah kelanjutan sejarahnya:

Baca juga: Kebakaran di Maui Hawaii Tewaskan 110 Orang, Teori Konspirasi Bermunculan

Perebutan dominasi kekuasaan di Hawaii

Selama empat dekade berikutnya, pengaruh dan kendali Amerika di Hawaii terus berkembang secara signifikan.

Sejumlah perjanjian dan dokumen dibuat membentuk hubungan ekonomi dan politik yang erat antara Amerika Serikat dan Hawaii.

Pada 1887, Amerika Serikat memperkenalkan konstitusi baru untuk Hawaii yang menciptakan perubahan besar dalam dinamika kekuasaan di sana.

Sebagai hasilnya, Pearl Harbor didirikan sebagai pangkalan angkatan laut Amerika Serikat.

Seiring berjalannya waktu, keterlibatan Amerika semakin meningkat, sedangkan kendali atas industri gula terus diperkuat.

Ekspor gula ke daratan Amerika Serikat meningkat pesat dan investor bisnis Amerika mulai mengalir ke Hawaii.

Meskipun dominasi Amerika semakin kuat, perlawanan tetap muncul di antara penduduk asli Hawaii terhadap perubahan tersebut.

Pada 1891, Liliuokalani, saudara perempuan mendiang raja, naik takhta.

Dia menolak menyerahkan kekuasaannya kepada Amerika Serikat dan keras menentang upaya untuk mengamankan kendali lebih lanjut atas Hawaii.

Sang ratu bahkan melakukan perubahan signifikan dengan menggantikan konstitusi baru yang sebagian besar dirancang oleh pihak Amerika.

Melalui keputusan ini, ratu ingin meningkatkan cakupan kekuasaan dan otoritasnya dalam menentukan arah dan kebijakan Pulau Hawaii.

Baca juga: Kebakaran Hawaii, Kota Bersejarah Ini Luluh Lantak 

Kudeta di Hawaii

Namun, aturan yang dibuat ternyata tidak dapat bertahan lama. Sebab, pada 1893, kekuasaan ratu digulingkan lewat kudeta yang mengukuhkan dominasi Amerika.

Tahun berikutnya, 1894, sang ratu merancang sebuah plot pemberontakan di Hawaii.

Sayangnya, aksi itu gagal dan dia pun menjadi tahanan di rumahnya yang merupakan bekas Istana Kerajaan Hawaii. 

Hawaii kemudian diumumkan sebagai bagian dari protektorat Amerika Serikat.

Tokoh utama dalam kudeta tersebut, Sanford B. Dole, yang kemudian diangkat sebagai pemimpin di Hawaii.

Saat itu, Ratu Liliuokalani pun mencari dan kemudian mendapat dukungan dari Presiden Grover Cleveland untuk kembali berkuasa.

Namun, upaya itu terbentur dengan ketidakmampuannya menggulingkan Dole dari jabatan sebagai gubernur pulau.

Pada 1897, melalui perjanjian antara Amerika Serikat dan Hawaii yang disusun oleh Presiden William McKinley, Kongres dengan yakin menyatakan Hawaii sebagai wilayah resmi.

Penggunaan strategis Pearl Harbor selama Perang Spanyol-Amerika berperan penting dalam keputusan tersebut.

Akhirnya, pada 1900, Hawaii resmi diakui sebagai wilayah Amerika Serikat.

Peran strategis Hawaii semakin menguat selama perkembangan Perang Spanyol-Amerika.

Pada 1959, Hawaii akhirnya menjadi negara bagian ke-50 Amerika Serikat.

Sebuah perjalanan yang dimulai dengan kudeta dan protektorat berujung pada integrasi penuh Hawaii ke dalam kesatuan negara Amerika Serikat.

Hawaii sebelum dominasi AS

Masa lalu Hawaii mencerminkan realitas kompleks di balik keindahan alamnya.

Sejak sekitar tahun 800 M, masyarakat Polinesia telah bermigrasi ke wilayah yang disebut sebagai segitiga Polinesia dan membentuk budaya unik dari Hawaii hingga Rapa Nui (Pulau Paskah) di tenggara dan Aotearoa (Selandia Baru) di barat daya.

Kemudian, pada 1778, Hawaii melakukan kontak pertama dengan orang luar dalam 600 tahun terakhir, ketika Kapten James Cook dari Inggris mendarat di Teluk Waimea di Kauai.

Pertemuan dengan Kapten James Cook menggiring pulau tersebut ke panggung global dan  membuka jalan bagi pengaruh asing yang semakin mengakar dalam masyarakat Hawaii.

Pada awal abad ke-19, misionaris Kristen Amerika Serikat mendekatkan Hawaii pada nilai-nilai Barat, membentuk landasan baru untuk pendidikan dan sistem pemerintahan.

Sementara itu, ekspansi pengusaha gula Amerika memperkuat hubungan ekonomi antara Hawaii dan Amerika Serikat.

Hawaii pun menjalin hubungan diplomatik dengan berbagai negara, termasuk Amerika Serikat (1826), Inggris (1836), Prancis (1839), Denmark (1846), Hamburg (1848), Swedia dan Norwegia (1852), Tahiti (1853), Bremen (1854), Belgia dan Belanda (1862), Italia dan Spanyol (1863), Konfederasi Swiss (1864), Rusia (1869), Jepang (1871), New South Wales (1874), Portugal (1882), Hong Kong (1884), dan Samoa (1887).

Secara bertahap, kekuasaan raja-raja Hawaii setelah Kamehameha pun mulai dikurangi oleh sistem monarki konstitusional yang bersahabat dan menguntungkan para pengusaha liberal pada 1887.

Selain itu, orang-orang Amerika Serikat pun mulai banyak berdatangan ke pulau ini, baik sebagai misionaris maupun pengusaha gula.

Menurut Asosiasi Pendidikan Nasional, Hawaii mengalami periode transisi kekuasaan yang kacau bahkan sebelum militer AS tiba pada 1893.

Negara ini baru bersatu selama hampir 80 tahun, sejak 1810. 

Tokoh-tokoh seperti Raja Kamehameha dan Ratu Ka’ahumanu memiliki peran besar dalam sejarah Hawaii dan sangat dihormati.

Raja Kamehameha the Great atau Kamehameha I telah menghabiskan 40 tahun untuk mempersatukan kepulauan di bawah satu pemerintahan dinasti, dengan memperluas dari pulau Hawaii hingga Oahu dan Maui.

Menurut buku Hawaii's Royal History (1987) yang ditulis oleh Helen Wong dan Ann Rayson, Kapten Cook memperkirakan bahwa pada saat itu, jumlah penduduk asli Hawaii mencapai 300 ribu.

Namun, menurut laporan misionaris yang kemudian memasuki Hawaii, jumlah penduduk pribumi menurun menjadi 140 ribu.

Pada 1853, sensus pemerintah mencatat jumlahnya hanya sekitar 70 ribu.

Suku-suku di Hawaii kemudian disatukan di bawah kepemimpinan Raja Kamehameha pada 1810.

Pada akhirnya, keinginan Amerika Serikat terhadap Hawaii tumbuh pesat setelah penyatuan pulau-pulau tersebut.

Pedagang dan misionaris Amerika tiba pada awal abad ke-19 dan Ratu Ka’ahumanu bahkan menghapus sistem aturan sosial kapu kuno untuk menggantikannya dengan hukum Yudeo-Kristen. Inilah awal dominasi Amerika di wilayah Pasifik tersebut.

Referensi:

  • Wong, H., & Rayson, A. (1987). Hawaii's royal history. Bess Press.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com