Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Kalender Julian?

Kompas.com - 31/12/2023, 16:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Britannica

KOMPAS.com - Kalender Julian adalah sistem penanggalan yang ditetapkan oleh Julius Caesar, sang diktator Republik Romawi yang berkuasa dari tahun 49 SM hinggga 44 SM.

Kalender Romawi ini menggunakan penanggalan dari sistem rotasi dan revolusi Bumi terhadap matahari.

Satu tahun Kalender Julian terdiri dari 365,25 hari dan setiap empat tahun sekali terdapat tahun kabisat.

Sejak abad ke-16, Kalender Julian mulai ditinggalkan dan digantikan dengan Kalender Gregorian, sistem penanggalan yang umum digunakan masyarakat dunia saat ini.

Berikut ini sejarah singkat Kalender Julian.

Baca juga: Siapa yang Menciptakan Kalender Jawa?

Kapan Kalender Julian dibuat?

Kalender Julian dirancang dengan bantuan matematikawan dan astronom Yunani, salah satunya Sosigenes dari Alexandria.

Pada tahun 40-an SM, penanggalan tradisional yang dipakai masyarakat Romawi Kuno terhitung tiga bulan lebih cepat dari kalender sistem matahari.

Sosigenes memperkenalkan kalender Mesir Kuno, yang diakui sebagai kalender matahari pertama di dunia, kepada Julius Caesar.

Julius Caesar kemudian menyelaraskan kalender tradisional Romawi dengan kalender matahari Mesir.

Reformasi Kalender Republik Romawi menghasilkan sistem penanggalan baru yang dikenal sebagai Kalender Julian.

Dalam kalender ini, satu tahun terdiri dari 365,25 hari, yang dibagi menjadi 12 bulan, yakni Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, dan Desember.

Setiap bulan terdiri dari 30 atau 31 hari, kecuali bulan Februari yang memiliki 28 hari atau 29 hari setiap empat tahun sekali (tahun kabisat, yang terdiri dari 366 hari).

Baca juga: Sejarah Kalender Masehi

Kalender Julian mulai digunakan secara resmi pada 1 Januari 45 SM, berdasarkan dekrit yang dikeluarkan Republik Romawi.

Kalender ini terus digunakan sebagai kalender utama di Kekaisaran Romawi dan mayoritas negara Barat selama sekitar 1.600 tahun.

Namun, hitungan satu tahun terdiri dari 365,25 hari ternyata tidak sepenuhnya tepat.

Penghitungan tersebut membuat satu tahun menjadi 11 menit 14 detik lebih lama daripada seharusnya.

Hasilnya, setiap satu abad, tanggal kalender mengalami kemunduran hampir satu hari.

Pada pertengahan tahun 1500-an, akumulasi dari ketidakakuratan tersebut terasa sangat nyata, karena terdapat selisih sekitar 10 hari.

Untuk itu, diciptakan Kalender Gregorian, yang saat ini digunakan secara umum oleh masyarakat dunia.

Baca juga: Pengaruh Hindu terhadap Sistem Kalender Indonesia

Alhasil, sejak tahun 1582, Kalender Julian mulai ditinggalkan. Hanya sebagian Gereja Ortodoks yang masih menggunakan kalender ini.

Kini, Kalender Julian dan Kalender Gregorian memiliki selisih 13 hari.

Sebagai contoh, ketika tanggal pada Kalender Gregorian menunjukkan 31 Desember 2023, Kalender Julian masih tanggal 18 Desember 2023.

Kalender Julian dan Kalender Gregorian sama-sama disebut sebagai Kalender Masehi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com