Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Ada Pilot Kamikaze yang Selamat?

Kompas.com - 30/12/2023, 09:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Pada masa Perang Dunia II, nama pasukan Jepang yang berani mati dikenal sebagai kamikaze.

Arti dari kata kamikaze adalah angin ilahi. Istilah ini mengacu pada topan yang secara kebetulan membubarkan armada invasi Mongol yang mengancam Jepang dari barat pada 1281.

Pada masa Perang Dunia II, istilah kamikaze digunakan untuk menyebut awak pesawat Jepang yang melakukan serangan bunuh diri dengan menabrakkan pesawatnya ke sasaran, utamanya kapal Sekutu.

Serangan kamikaze menjadi taktik bom bunuh diri yang dirancang untuk menghancurkan kapal perang musuh, ketika kedudukan Jepang dalam Perang Dunia II semakin terdesak.

Di antara ribuan orang yang direkrut pemerintah Jepang, ternyata ada pilot kamikaze yang selamat dan hidup hingga usia lebih dari 90 tahun.

Beberapa pilot kamikaze yang selamat di antaranya Hisao Horiyama, Takehiko Ena, dan Kazuo Odachi.

Baca juga: Kamikaze, Korps Serangan Udara Bunuh Diri Jepang

Bagaimana pilot kamikaze bisa selamat?

Jepang pertama kali melakukan kamikaze pada 25 Oktober 1944, dalam Pertempuran Teluk Leyte di kawasan Filipina.

Saat itu Jepang melakukan kamikaze karena posisinya terdesak setelah mengalami serangkaian kekalahan, dan khawatir pasukan Sekutu akan menyerang negerinya.

Ketika mencanangkan kamikaze, para petinggi militer Jepang menginginkan sebuah unit yang berdedikasi, yang terdiri dari para pejuang muda yang telah didoktrin dan bersedia mati demi kekaisaran.

Para pilot kamikaze atau pasukan Jepang yang berani mati, biasanya para amatir yang menjadi sukarelawan demi bangsanya.

Selain anggota militer yang masih muda, banyak kamikaze yang diambil dari universitas-universitas terbaik di Jepang.

Menyusul Pertempuran Teluk Leyte, serangan kamikaze terhadap kapal perang Sekutu berlanjut sepanjang Perang Dunia II, hingga Jepang menyatakan menyerah pada Agustus 1945.

Baca juga: Pertempuran Teluk Leyte, Debut Pasukan Udara Berani Mati Jepang

Pada Januari 1945, lebih dari 500 pesawat kamikaze telah ambil bagian dalam misi bunuh diri untuk menyelamatkan negaranya.

Umumnya, pesawat kamikaze adalah pesawat tempur biasa atau pembom ringan, yang dikembangkan khusus dengan diisi bom dan tangki bahan bakar tambahan sebelum diterbangkan untuk menabrak sasarannya.

Serangan kamikaze dikenal sebagai taktik bom bunuh diri Jepang yang dirancang untuk menghancurkan kapal perang musuh semasa Perang Dunia II.

Bagi Sekutu, kamikaze adalah taktik yang menyedihkan, karena para pilot tidak akan bisa keluar setelah bom atau rudal terpasang pada pesawatnya.

Selama serangan kamikaze Perang Dunia II, lebih dari 3.800 pilot Jepang tewas.

Ribuan pilot kamikaze tersebut menewaskan lebih dari 7.000 pasukan Sekutu dan menenggelamkan 34 kapal Sekutu serta merusak ratusan lainnya.

Di samping ribuan kamikaze yang tewas, ada beberapa yang selamat karena perang lebih dulu selesai sebelum mereka diberangkatkan.

Selain itu, ada pula pilot kamikaze yang diselamatkan oleh pasukan Sekutu setelah pesawatnya ditembak jatuh.

Baca juga: Pertempuran Laut Koral, Pertarungan Udara Angkatan Laut Jepang dan AS

Hisao Horiyama (kanan) merupakan salah satu pilot kamikaze yang selamat.The Guardian Hisao Horiyama (kanan) merupakan salah satu pilot kamikaze yang selamat.
Hisao Horiyama, merupakan satu dari beberapa pilot Kamikaze yang selamat karena perang sudah lebih dahulu selesai sebelum ia terjun ke medan perang.

Horiyama, yang pernah melakukan wawancara bersama Guardian pada 2015, di usianya yang telah menginjak 92 tahun, merasa bersalah karena tidak bisa mengorbankan diri untuk negaranya.

Di saat yang sama, ia mengaku lega ketika kaisar menyatakan menyerah kepada Sekutu, karena ibunya tidak perlu bersedih dan meratapi kematiannya.

Selain Horiyama, ada Takehiko Ena, yang pernah membagikan kisahnya sebagai kamikaze kepada Guardian.

Ena, yang juga menginjak 92 tahun, menceritakan bahwa ia selamat karena pesawatnya mengalami masalah mesin dalam perjalanan menuju target, sehingga harus mendarat darurat.

Masalah mesin tersebut tidak hanya sekali dialami oleh Ena, tetapi hingga tiga kali.

Baca juga: Operasi Ten-Go, Misi Bunuh Diri Angkatan Laut Jepang

Sekitar 2,5 bulan setelah upaya ketiga Ena gagal, Jepang menyerah kepada Sekutu.

Setelah penyerahan Jepang, Ena merasa lega dan bersemangat untuk membangun bangsanya setelah perang.

Kazuo Odachi, juga merupakan pilot kamikaze yang selamat dan tidak pernah melupakan asam garam Perang Dunia II hingga masa senjanya.

Pada 2020, kepada The New York Times, Odachi (93 tahun) mengatakan bahwa ia berharap para pilot kamikaze tetap dikenang sebagai pemuda yang keberanian dan patriotismenya dieksploitasi.

“Saya tidak ingin siapa pun melupakan bahwa negara indah Jepang saat ini dibangun di atas dasar kematian mereka,” kata Odachi dalam sebuah wawancara pada 2020 kepada The New York Times sebagaimana dikutip Kompas.com, Sabtu (30/12/2023).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com