Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Operasi Menu, Saat AS Bombardir Kamboja dengan 110.000 Ton Bom

Kompas.com - 15/12/2023, 13:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Presiden Richard Nixon mengizinkan penggunaan pesawat pengebom berat Boeing B-52 Stratofortress jarak jauh untuk mengebom Kamboja.

Mulanya misi tersebut disebut Operasi Sarapan (Operation Breakfast), tetapi kemudian dikenal sebagai Operasi Menu (Operation Menu).

Baca juga: Keterlibatan Henry Kissinger dalam 10 Konflik Berdarah di Dunia

Kronologi Operasi Menu

Komando Udara Strategis Amerika Serikat (SAC) mulai menjalankan Operasi Menu pada 18 Maret 1969.

Meski pesawat pengebom AS mulai diterbangkan di atas Kamboja untuk menjatuhkan bom di Jalur Ho Chi Minh, pemerintahan Nixon dan militer AS berusaha menutup rapat-rapat misi ini dari publik dan Kongres AS karena posisi Kamboja adalah negara netral.

Catatan resmi penerbangan pesawat pengebom diubah untuk menyembunyikan target sebenarnya. Bahkan Sekretaris Angkatan Udara AS pun tidak diberitahu kemana tujuan pesawatnya.

Rencana pengeboman juga tidak didiskusikan dengan Kongres AS. Hanya enam anggotanya yang diam-diam diberi pengarahan tentang Operasi Menu.

Enam orang tersebut adalah Senator Richard Russell, John Stennis, Everett Dirkson, Perwakilan Mendel Rivers, Leslie Arends, dan Gerald Ford.

Meski kerahasiaan Operasi Menu telah dijaga oleh Pentagon, misi ini akhirnya terungkap.

Baca juga: Mengapa Laos dan Kamboja Terlibat dalam Perang Vietnam 1970?

Pada 9 Mei 1969, New York Times melaporkan pengeboman rahasia AS ke Kamboja kepada publik.

Pemberitaan New York Times menimbulkan gelombang kritik dari publik AS dan dunia, yang merasa presiden telah menyalahgunakan kekuasaannya dan mengabaikan Kongres.

Kendati demikian, Operasi Menu tetap berjalan hingga Mei 1970.

Melansir History, AS dilaporkan menerbangkan 3.630 pesawatnya untuk menjatuhkan 110.000 ton bom di Kamboja selama 14 bulan Operasi Menu.

Sesaat sebelum operasi diakhiri, Presiden Nixon sempat mengadakan konferensi pers untuk mengatakan pembelaan atas serangan ke Kamboja.

Ia berdalih bahwa Operasi Menu dapat mempersingkat perang dan mempercepat pasukan AS untuk pulang.

Namun publik sudah muak dengan keterlibatan AS dalam Perang Vietnam, yang membuat protes semakin membesar.

Baca juga: Mengapa Keterlibatan AS dalam Perang Vietnam Ditentang Rakyatnya?

Meski Operasi Menu diakhiri, AS justru melancarkan serangan baru yang dikenal sebagai Operation Freedom Deal.

Operation Freedom Deal yang berlanjut hingga Agustus 1973, menyasar wilayah yang lebih luas di Kamboja.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com