Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Darwin Darmawan
Pendeta

Pendeta GKI, Mahasiswa doktoral Ilmu Politik Universitas Indonesia

Duryudana Disayang Raja

Kompas.com - 05/12/2023, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Dalam kisah Mahabharata diceritakan, kolaborasi licik paman dan keponakan serta ketidaktegasan orangtua berakibat fatal: para Kurawa membenci dan Pandawa saling membinasakan dalam perang Baratayuda.

Personalisme politik

Ihwal kepentingan pribadi yang berujung pada konflik perebutan kuasa bukan hanya ada dalam kisah Mahabharata. Hal tersebut juga menjadi masalah di negara demokrasi.

Rhodes – Purdy dan L. Madrid dalam tulisannya the Perils of Personalism (2019) menjelaskan personalisme adalah salah satu bahaya bagi demokrasi.

Personalisme terlihat ketika penguasa -karena dorongan kuat kepentingan dan ambisi pribadinya-mengabaikan prinsip dasar demokrasi, untuk mempertahankan atau memperoleh kekuasaan.

Demokrasi adalah perwujudan kedaulatan rakyat. Kualitasnya terlihat dari akuntabilitas vertikal dan horizontal.

Secara vertikal, negara demokrasi membentuk relasi negara dan rakyat yang positif. Salah satunya terlihat dari pemilu yang berkualitas: berlangsung secara jujur, adil dan partisipasi rakyat yang tinggi.

Secara horizontal, perilaku elite politik di negara demokrasi menjunjung tinggi rule of law, independensi lembaga yudisial, mekanisme check and balances dan pembatasan masa kekuasaan.

Apa yang terjadi di Indonesia belakangan ini menunjukkan hal sebaliknya. Di periode kedua kepemimpinan Jokowi, empat kali wacana masa jabatan presiden tiga periode muncul di publik (Kompas.com, 29 Agustus 2022).

Yang menyedihkan, sebagian elite politik mengungkapkan kesetujuannya. Namun protes masyarakat terhadap wacana tersebut menyebabkan proses politiknya tidak dilanjutkan. Meski demikian, wacana tersebut sempat memunculkan kegaduhan politik.

Turbulensi politik terjadi ketika Mahkamah Konstitusi mengabulkan sebagian permohonan untuk menguji pasal terkait syarat usia capres-cawapres.

Dalam demokrasi, tentu saja setiap warga negara yang memenuhi syarat undang-undang boleh mencalonkan diri menjadi capres dan cawapres.

Persoalannya, syarat perihal usia tersebut diubah MK hingga akhirnya meloloskan salah satu calon.

Ketika Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi memutuskan ketua MK saat itu, Anwar Usman, melakukan pelanggaran etik berat dalam kasus pengujian batas usia capres dan cawapres, publik meragukan independensi MK sebagai the guardian of constitution.

Independensi dan kehormatannya dikalahkan oleh kepentingan pribadi elite penguasa. Politisasi hukum ini menegaskan kedaulatan rakyat dirampas oleh elite penguasa!

Semar

Di tengah ketidakpercayaan sebagian rakyat terhadap penguasa dan aparatnya, kita membutuhkan figur seperti Semar dalam lakon pewayangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com