Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Intifada Pertama, Perlawanan Palestina terhadap Pendudukan Israel

Kompas.com - 21/11/2023, 15:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber History

Tujuan Intifada Pertama adalah mengakhiri pendudukan Israel atas wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza, agar tercipta negara palestina yang merdeka dan berdaulat.

Baca juga: 6 Negara Arab yang Menormalisasi Hubungan dengan Israel

Jalannya Intifada Pertama

Pada Intifada Pertama, rakyat Palestina bersatu memberikan perlawanan dengan melancarkan serangkaian protes di jalanan, pemboikotan massal terhadap produk-produk Israel, pemogokan kerja, dan penolakan membayar pajak.

IDF merespons protes tersebut dengan keras, yang memicu aksi-aksi kekerasan seperti pelemparan batu, bom molotov, dan penembakan terhadap tentara maupun permukiman Israel.

IDF juga menurunkan pasukan terjun payung ke Gaza untuk meredam kekerasan, dan kerusuhan menyebar ke Tepi Barat yang diduduki Israel.

Pada perkembangannya, perlawanan rakyat yang berjalan selama berbulan-bulan dikoordinasi oleh Komando Pemberontakan Nasional Terpadu, yang memiliki hubungan dengan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).

Perempuan Palestina juga memainkan peran penting dalam Intifada Pertama, khususnya dalam memberikan tekanan ekonomi melalui aksi boikot terhadap produk-produk Israel.

Baca juga: Kenapa Negara-Negara Arab Tidak Membantu Palestina?

Pada 15 November 1988, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) mendeklarasikan berdirinya negara Palestina.

Deklarasi tersebut tidak mengubah keadaan, karena Intifada Pertama masih terus berkecamuk dan telah merenggut nyawa ratusan orang Palestina.

Akhir Intifada Pertama

Untuk meredam perlawanan rakyat Palestina, Israel mengerahkan sekitar 80.000 pasukannya selama Intifada Pertama.

Menurut Pusat Informasi Israel untuk Hak Asasi Manusia di Wilayah Pendudukan, BTselem, selama Intifada Pertama pasukan Israel menewaskan lebih dari 1.000 orang Palestina dan melukai lebih dari 130.000 orang.

Selain itu, ada sekitar 600.000 warga Palestina yang ditangkap, dipenjara, dan mengalami penyiksaan.

Baca juga: Kenapa PBB Tidak Bisa Membantu Palestina?

Jumlah korban di pihak Israel jauh lebih rendah. Sekitar 100 warga sipil Israel dan 60 tentara IDF terbunuh, sementara 1.400 warga sipil dan 1.700 tentara mengalami luka selama hampir enam tahun Intifada Pertama.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengkritik penggunaan senjata mematikan oleh Israel yang mengakibatkan tingginya angka kematian di pihak Palestina.

Pemerintah Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Reagan juga mengutuk aksi Israel atas tindakannya yang kelewat batas.

Pada 1991, proses perundingan dimulai di Madrid setelah adanya tekanan dari Pemerintah AS.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com