KOMPAS.com - Secara harfiah, kepercayaan merupakan harapan dan keyakinan seseorang terhadap orang lain akan kejujuran, kebaikan, dan kesetiaan.
Di Indonesia, istilah kepercayaan sering dikaitkan dengan istilah penghayatan aliran kepercayaan.
Ada beberapa jenis kepercayaan di tengah masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah politeisme.
Apa itu agama politeisme?
Baca juga: Upacara-upacara dalam Agama Hindu
Secara harfiah, politeisme berasal dari bahasa Yunani, poly dan theos, yang artinya banyak Tuhan.
Politeisme merupakan kepercayaan pada dewa-dewa.
Kepercayaan ini merupakan kepercayaan yang berkembang pada abad ke-6 SM.
Umumnya, persembahan kepada para dewa diwujudkan dalam bentuk sesajen.
Akan tetapi, tujuan dari politeisme tidak hanya memberikan sesajen, melainkan juga menyembah dan berdoa kepada mereka untuk menjauhkan amarahnya dari masyarakat yang bersangkutan.
Dalam sejarah Indonesia, agama politeistik bernama Hindu.
Umat Hindu umumnya menyembah banyak dewa, seperti Dewa Wisnu, Dewa Siwa, dan masih banyak lagi.
Tidak hanya itu saja, umat Hindu juga memiliki suatu kepercayaan dalam hal bersuci.
Konsep ketuhanan dalam agama Hindu dibahas dalam Sradha, yang mengkaji keberadaan Tuhan dengan jelas.
Ada beberapa jenis politeisme, yaitu keras, lembut, henoteisme, dan monolatrisme.
Politeisme keras adalah keyakinan terhadap banyak dewa-dewi yang muncul sebagai makhluk yang berbeda dan mandiri, sering bertentangan satu sama lain.