Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Penyebab Kematian Charles Darwin?

Kompas.com - 23/10/2023, 13:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Pada tahun ini, kasus Charles Darwin diambil alih oleh Sidney Cohen, seorang profesor kedokteran dan direktur penelitian di Fakultas Kedokteran Jefferson University Thomas Jefferson di Philadelphia.

Ini adalah tantangan baru bagi gastroenterolog terkenal tersebut, yang biasanya mengandalkan sinar-X, studi darah, dan bukti fisik lainnya.

Dalam analisisnya, Cohen setuju dengan teori yang sudah ada bahwa ilmuwan tersebut kemungkinan besar terinfeksi penyakit parasit yang disebut penyakit Chagas.

Cohen berpendapat bahwa penyebaran penyakit ini mungkin terjadi saat Darwin sedang melakukan perjalanan keliling dunia dan membuat pengamatan yang membentuk model seleksi alamnya di kapal HMS Beaglenya.

Jika tidak diobati, penyakit ini akhirnya dapat menyebabkan kerusakan jantung.

"Chagas dapat menyebabkan penyakit jantung, kegagalan jantung, atau degenerasi jantung di kemudian hari dan akhirnya menyebabkan kematiannya," jelas Cohen.

Cohen juga berspekulasi bahwa kondisi kronis yang dikenal sebagai sindrom muntah siklik (CVS) menyebabkan penderitaan perut seumur hidup Darwin.

Baca juga: Hilang Misterius, Buku Catatan Charles Darwin Ditemukan Lagi Setelah 20 Tahun

Dia kemudian menambahkan diagnosis baru, yaitu campuran Helicobacter pylori, bakteri yang terkait dengan tukak lambung dan kanker lambung ternyata banyak juga ditemukan di wilayah yang sama dengan penyakit Chagas.

Oleh karena itu, ia yakin bahwa dua penyakit Darwin, virus Chagas dan CVS, tertular dari satu tempat yang sama.

Menurut Cohen, penyakit Darwin sangat kompleks dan penyakit satu dengan penyakit lainnya tidak saling berhubungan.

Ia mendiagnosis bahwa Darwin menderita beberapa penyakit berbeda sepanjang hidupnya. 

Seperti kebanyakan tokoh sejarah yang dievaluasi oleh konferensi ini, Darwin meninggal sebelum penyakit-penyakitnya dapat diteliti lebih lanjut.

"Hal ini sangat menyentuh bahwa ilmuwan dan dokter pada masanya tidak dapat memberikan bantuan kepada Darwin" kata Philip A. Mackowiak, wakil ketua departemen kedokteran Sekolah Kedokteran Universitas Maryland dan pendiri konferensi ini.

Lebih lanjut, Philip berkata, "Inilah tepatnya jenis misteri bersejarah yang CPC berusaha ungkap. Kami berharap pemeriksaan kasus ini menambah pemahaman dan penghargaan terhadap Darwin yang tetap berkontribusi untuk bidang ilmu biologi dan evolusi meskipun sedang memiliki penyakit yang kompleks".

Referensi:

  • Finnegan, D. (2010). Darwin, dead and buried?. Environment and Planning A, 42(2), 259-261.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com