Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Van Daalen, Tokoh Pembantaian di Tanah Rencong

Kompas.com - 13/10/2023, 16:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Dalam catatan JCJ Kempees, ajudan Van Daalen, benteng tidak dibangun di sekitar Kampung Kuta Reh, tetapi terletak di daerah terbuka di arah timur laut (lokasi Tugu Perjuangan Benteng Kuta Rih sekarang).

Baca juga: Perang Aceh: Penyebab, Tokoh, Jalannya Pertempuran, dan Akhir

Melihat kegigihan rakyat Kuta Reh, Van Daalen memerintahkan pasukan Korps Marechaussee te voet (Pasukan Marsose) yang berada di bawah komandonya, untuk menyerang.

Dalam serangan yang berlangsung tidak lebih dari satu setengah jam, sebagian besar penduduk Kuta Reh telah terbantai.

Kemenangan Van Daalen bahkan diabadikan dalam banyak foto.

Ekpedisi militer Van Daalen di Tanah Rencong sepajang 1904 diperkirakan telah menewaskan 2.922 warga sipil, termasuk di antara perempuan dan anak-anak.

Van Daalen mendapat penghargaan tinggi atas ekspedisi di Aceh. Pada 1905, Van Daalen diangkat menjadi Gubernur Militer Aceh.

Diserbu kritik

Kemenangan Van Daalen dalam menaklukkan sisa-sisa pejuang Aceh diabadikan dalam banyak foto serta catatan asistennya, JCJ Kempees.

Sanjungan yang awalnya diterima Van Daalen perlahan memudar setelah foto-foto kemenangannya di atas tumpukan mayat rakyat Alas, disebarkan oleh media Belanda.

Baca juga: Mengapa Belanda Mengirim Dr. Snouck Hurgronje ke Aceh?

Opini publik pun terbelah, hingga parlemen Belanda menyerukan penyelidikan atas dugaan kekejaman Van Daalen yang merusak wibawa KNIL.

Pada 1906, di tengah tekanan pers dan menteri Belanda, Gubernur Jenderal van Heutsz meminta Van Daalen memberikan klarifikasi.

Dalam surat pembelaannya tertanggal 24 April 1906, Van Daalen menyangkal telah melakukan pembantaian terhadap rakyat Aceh dan tetap menganggap bahwa langkah yang ia ambil adalah tindakan yang memang diperlukan.

Ia justru memberikan kritik terhadap pemerintahan Van Heutsz dan menuding pasukan KNIL yang sulit untuk diatur dan tidak mau patuh padanya sebagai atasan.

Tidak berhenti di situ, pada 1907, De Avondpost menerbitkan serangkaian artikel kritik terhadap Van Daalen yang ditulis seseorang dengan nama samaran Wekker.

Pada 6 November 1907, Van Daalen menyurati Menteri Jajahan Dirk Fock, dan menyatakan bahwa sebagai Gubernur Aceh, ia menyayangkan harus mempertanggungjawabkan tuduhan yang diberikan artikel anonim.

Karena situasi tidak membaik, Van Heutsz meminta Van Daalen mengundurkan diri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Stori
Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com