Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benteng Inong Balee, Saksi Perjuangan Perempuan Aceh

Kompas.com - 22/06/2022, 14:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Inong Balee adalah nama sebuah benteng yang dibangun pada 1599 oleh perempuan pejuang dari Aceh bernama Laksamana Malahayati.

Benteng Inong Balee berada di daerah Lamreh, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.

Selain berfungsi sebagai benteng, tempat ini juga digunakan untuk akomodasi para janda yang suaminya tewas dalam pertempuran.

Nama Inong Balee sendiri berasal dari kata inong, yang berarti wanita, dan balee, yang artinya janda.

Benteng Inong Balee merupakan benteng perempuan pertama yang digunakan untuk melatih para janda menjadi prajurit tangguh.

Baca juga: Malahayati, Laksamana Laut Wanita Pertama Indonesia

Sejarah Benteng Inong Balee

Pembangunan Benteng Inong Balee dipelopori oleh seorang pejuang perempuan Aceh bernama Malahayati.

Malahayati adalah putri dari Sultan Salahuddin Syah, sultan Aceh kedua yang memerintah pada 1530-an.

Ketika Portugis sampai di Aceh, terjadi perlawanan dari rakyat pribumi yang berlangsung di Teluk Haru.

Saat suami Malahayati, yaitu Laksamana Zainal Abidin wafat, ia mengusulkan kepada Sultan Aceh untuk membentuk pasukan yang terdiri dari para janda prajurit Aceh yang gugur dalam peperangan.

Sultan Aceh pun mengabulkan permintaan itu. Malahayati kemudian membentuk laskar Inong Balee, yang terdiri dari janda perang.

Selain itu, dibangun pula sebuah benteng yang berfungsi untuk melatih para janda menjadi prajurit-prajurit tangguh. Benteng ini diberi nama Benteng Inong Balee.

Baca juga: Benteng Fort de Kock, Pertahanan Belanda Selama Perang Padri

Sejak saat itu, Malahayati bersama 2.000 pasukan Inong Balee kerap terjun ke dalam medan perang melawan bangsa penjajah.

Selain memiliki benteng, para Inong Balee juga memiliki pangkalan militer yang berlokasi di Teluk Lamreh, Krueng Raya, Aceh.

Pada masa penjajahan, lokasi Benteng Inong Balee sangat strategis bagi pertahanan militer Aceh dari ancaman musuh dari arah Selat Malaka.

Benteng ini pernah menjadi saksi ketika Laksamana Malahayati mengalahkan pimpinan armada laut Hindia-Belanda, Cornelis de Houtman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Stori
Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com