Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Buitenzorg yang Kini Menjadi Kota Bogor

Kompas.com - 10/10/2023, 13:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Pembentukan batas wilayah Bogor (Afdeling Buitenzorg)

Pada 1871, ibu kota Kabupaten Bogor, yang saat itu dikenal sebagai Afdeling Buitenzorg, memiliki batas wilayah yang jelas.

Sebelah utara membentang dari Pilar hingga jembatan Cipakancilan, sebelah barat dari jembatan Cipakancilan hingga jembatan di jalan kecil Batutulis.

Sementara itu, sebelah selatan membentang dari jalan kecil Batutulis hingga jalan besar (termasuk batas persil Sukasari sampai Ciliwung) dan sebelah timur membentang dari Ciliwung sampai persilangan Pilar.

Pada 1873, jalur kereta api Jakarta-Bogor dibuka menjadi upaya pemerintah Hindia Belanda untuk mengembangkan daerah sekitar Batavia.

Baca juga: Siapa yang Merintis Pembangunan Kebun Raya Bogor?

Kebijakan desentralisasi

Pada awal abad ke-20, pemerintah Hindia Belanda membuat perubahan besar dengan mengeluarkan Undang-Undang Desentralisasi tahun 1903.

Salah satu hasilnya adalah pembentukan Gemeente Buitenzorg yang merupakan langkah menuju tata kelola modern di wilayah tersebut dan menggantikan sistem pemerintahan tradisional.

Pada 1905, terbentuk provinsi Jawa Barat yang mencakup 5 karesidenan, 18 kabupaten, dan kotapraja (staads gemeente), di mana Buitenzorg menjadi salah satunya.

Bogor pun akhirnya terbagi menjadi tiga kelompok permukiman, masing-masing untuk orang Eropa, Timur Asing, dan China.

Orang Eropa menempati wilayah utara Bogor, mulai dari Pal Putih hingga selatan Kebun Raya dan daerah Paledang.

Permukiman orang Timur Asing, terutama Arab dan pribumi, berlokasi di barat daya Bogor sejak pemerintahan Letnan Tanujiwa.

Sementara itu, permukiman orang China terletak di selatan Bogor, sepanjang selatan Kebun Raya.

Referensi:

Dr L. Rutten (1917), "Old Andesites" and "Breccinted Miocene" to the east of Buitenzorg
(Java), Batavia, Royal Netherlands Academy of Arts and Sciences.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com