Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Persatuan Jerman Barat dan Timur

Kompas.com - 05/09/2023, 11:00 WIB
Rebeca Bernike Etania,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Hal ini mengancam posisi Uni Soviet dalam merencanakan penggabungan Jerman di bawah paham komunis, sehingga blokade tersebut dilakukan.

Baca juga: Sejarah Runtuhnya Tembok Berlin 1989

Munculnya Jerman Barat dan Jerman Timur

Ketegangan antara Sekutu Barat dan Uni Soviet menghasilkan pembentukan Jerman Barat dan Jerman Timur pada 1949.

Jerman Barat terdiri dari 11 negara bagian bekas pendudukan Sekutu Barat, sedangkan Jerman Timur terbagi menjadi enam negara bagian yang berada di bawah kendali Soviet.

Awalnya, perpindahan antara kedua negara masih dapat dilakukan dengan bebas.

Namun, seiring berjalannya waktu, banyak penduduk Jerman Timur yang memilih tinggal di Jerman Barat karena adanya peluang ekonomi lebih baik.

Bantuan ekonomi dari Amerika Serikat, seperti Program Marshall membantu membangun kembali ekonomi Jerman Barat, sedangkan Jerman Timur mengalami tekanan ekonomi dan represi politik.

Pada Juni 1961, sekitar 19.000 orang meninggalkan Jerman Timur, diikuti oleh 30.000 orang pada Juli 1961. Hal ini mendorong Uni Soviet dan pemerintah Jerman Timur untuk mengambil tindakan keras.

Akhirnya, pada 13 Agustus 1961, Tembok Berlin mulai dibangun dan kawat berduri dipasang untuk mencegah penduduk Jerman Timur melarikan diri. Akibatnya, banyak keluarga terpisah akibat pembagian ini.

Baca juga: Erich Honecker, Sosok Penting di Balik Tembok Berlin

Proses bersatunya Jerman Barat dan Jerman Timur

Pada dekade 1980-an, Uni Soviet menginisiasi serangkaian reformasi di bawah kepemimpinan Mikhail Gorbachev.

Eropa Timur melihat bahwa reformasi Gorbachev bisa membawa harapan baru dalam bidang ekonomi.

Penduduk Jerman Timur mendorong pemerintah agar melakukan reformasi di negara mereka.

Penduduk Jerman Timur melihat perbedaan ekonomi signifikan antara Jerman Barat yang memiliki GDP terbesar di Eropa, dengan situasi di Jerman Timur yang dipimpin oleh sosok diktator, Erich Honecker.

Honecker tetap kukuh dalam prinsip-prinsip komunis dan bahkan memberikan perintah untuk menembak siapa pun yang mencoba melarikan diri ke Jerman Barat.

Akan tetapi, Gorbachev yang tidak setuju dengan pendekatan keras Honecker, akhirnya mencabut dukungannya terhadap Honecker.

Pada saat yang sama, Karoly Grosz, pemimpin Hungaria yang  progresif, menginginkan agar produk-produk dari Jerman Timur dapat diekspor ke Jerman Barat melalui Hungaria.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com