Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prasasti Sanghyang Tapak, Kutukan Mengerikan dari Raja Sunda

Kompas.com - 14/08/2023, 13:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Prasasti Sanghyang Tapak merupakan peninggalan Kerajaan Sunda yang pernah berdiri di wilayah barat Pulau Jawa.

Berdasarkan Prasasti Sanghyang Tapak, raja yang berkuasa di Sunda adalah Sri Jayabhupati.

Salah satu hal paling menarik dari prasasti ini adalah isinya mengandung kutukan raja.

Menurut para ahli, kutukan yang termuat dalam Prasasti Sanghyang Tapak tidak biasa ditemukan pada prasasti-prasasti dari Kerajaan Sunda.

Berikut ini isi Prasasti Sanghyang Tapak peninggalan dari Kerajaan Sunda.

Baca juga: 7 Prasasti Peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang Berisi Kutukan

Isi Prasasti Sanghyang Tapak

Prasasti Sanghyang Tapak berwujud empat batu alam yang mengandung pasir.

Berdasarkan Notulen Bataviaasch Genootschap dari akhir abad ke-19, disebutkan bahwa empat potongan batu ini ditemukan di dua tempat berbeda, yakni di tepi Sungai Cicatih (dekat stasiun kereta Cibadak) dan di Pangcalikan, Bantarmuncang, Sukabumi, Jawa Barat.

Kini, empat potongan Prasasti Sanghyang Tapak disimpan di Museum Nasional di Jakarta dengan nomor inventaris D 37, D 96, D 97, dan D 98.

Baca juga: Ragam Isi Prasasti di Indonesia, Manipulasi Pajak hingga Kutukan

Isi Prasasti Sanghyang Tapak peninggalan dari Kerajaan Sunda ditulis menggunakan aksara Jawa Kuno dan berbahasa Jawa Kuno.

Prasasti ini berasal dari tahun 952 Saka atau 1030 Masehi, sezaman dengan masa kekuasaan Raja Airlangga di Jawa Timur.

Pada Prasasti Sanghyang Tapak, dinyatakan berulang kali bahwa Sri Jayabhupati adalah raja Sunda.

Sri Jayabhupati memiliki gelar Maharaja Sri Jayabhupati Jayamanahen Wisnumurti Samarawijaya Sakalabuwanamandaleswaranindita Haro Gowardhana Wikramottunggadewa.

Gelar Sri Jayabhupati tersebut hampir sama dengan gelar Raja Airlangga, sehingga menimbulkan beragam penafsiran dari para ahli.

Ada yang memandang kesamaan gelar tersebut berarti Sri Jayabhupati adalah bawahan Raja Airlangga, ada pula yang berargumen sebaliknya.

Di samping itu, ada pula yang beranggapan kesamaan gelar tidak selalu berarti dua raja ada sangkut pautnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com