Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Organisasi Semimiliter Bentukan Jepang

Kompas.com - 10/08/2023, 08:00 WIB
Tri Indriawati

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Saat menduduki Indonesia, Jepang yang sedang terlibat dalam Perang Pasifik, membentuk organisasi militer dan semiliter.

Tujuan Jepang membentuk organisasi militer dan semimiliter adalah demi mempersiapkan prajurit tambahan untuk menghadapi Perang Pasifik melawan Sekutu.

Apa saja nama organisasi semimiliter bentukan Jepang?

Baca juga: Berakhirnya Masa Pendudukan Jepang di Indonesia

Berikut ini beberapa organisasi semimiliter bentukan Jepang di Indonesia:

  • Barisan Pemuda Asia Raya
  • San A Seinen Kutensho
  • Seinendan (Korps Pemuda)
  • Keibodan (Korps Kewaspadaan)
  • Suishintai (Barisan Pelopor)
  • Hizbullah (Kaikyo Seinen Teishinti)

Barisan Pemuda Asia Raya

Barisan Pemuda Asia Raya diresmikan pada 11 Juni 1942. Organisasi ini merupakan sayap dari Gerakan Tiga A.

Barisan Pemuda Asia Raya diadakan dari tingkat pusat di Jakarta dengan diketuai oleh dr. Slamet Sudibyo dan SA Saleh.

Kemudian, di daerah-daerah dibentuk Komite Penginsafan Pemuda yang anggotanya terdiri dari unsur kepanduan. Komite ini menyesuaikan dengan situasi daerah masing-masing.

Barisan Pemuda Asia Raya mengadakan program latihan dalam jangka waktu tiga bulan dengan jumlah peserta tidak dibatasi.

Latihan di organisasi semimiliter bentukan Jepang ini menekankan pentingnya semangat dan keyakinan. Di Barisan Pemuda Asia Raya, para pemuda digembleng untuk memimpin pemuda lainnya.

San A Seinen Kutensho

Sama seperti Barisan Pemuda Asia Raya, San A Seinen Kutensho juga berada di bawah Gerakan Tiga A.

San A Seinen Kutensho dibentuk H Shimuzu dan Wakabayashi, dengan jumlah peserta pelatihan berjumlah 250 orang.

Adapun pelatihan militer di organisasi ini diadakan selama 1,5 bulan. Latihan ini terbuka bagi mereka yang pernah aktif di organisasi, misalnya kepanduan.

Selain pelatihan kedisiplinan, di San A Seinen Kutensho, para pemuda juga diajari keterampilan sehari-hari, seperti memasak, membersihkan rumah, dan berkebun.

 

Seinendan

Seinendan dibentuk pada 29 April 1943 dengan tujuan mendidik dan melatih pemuda pribumi agar dapat menjaga pertahanan.

Jepang sebenarnya membutuhkan para pemuda terlatih ini untuk jadi prajurit perang.

Seinendan akan ditempatkan sebagai barisan cadangan yang akan mempertahankan garis belakang.

Pembinaan Seinendan dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri Bagian Pengajaran, Olah Raga, dan Seinendan atau korps pemuda.

Organisasi ini merekrut pemuda berusia 14-22 tahun. Tidak hanya pemuda di desa dan sekolah, Jepang juga merekrut hingga ke pabrik dan perumahan.

Ada bagian khusus putri yakni Josyi Seinendan yang dibentuk pada 1944. Untuk menyukseskan Seinendan, Jepang juga memperluas Seinen Kunrensyo atau Lemaga Pelatihan-pelatihan Pemuda.

Seinen Kunrensyo kemudian diubah menjadi Cuo Seinen Kunrensyo atau Lembaga Pusat Pelatihan Pemuda.

Di organisasi semimiliter ini, para peserta diajarkan latihan dasar kemiliteran tanpa menggunakan senjata.

Baca juga: Dampak Positif dan Negatif Pendudukan Jepang di Indonesia

 

Hingga akhir pendudukan Jepang, jumlah anggota Seinendan mencapai dua juta. Tokoh-tokoh Indonesia yang pernah menjadi anggota Seinendan antara lain adalah Sukarni dan Latief Hendraningrat.

Keibodan

Jepang juga membentuk Keibodan yang berfungsi sebagai pembantu polisi.

Keibodan bertugas menjaga lalu lintas dan menjaga keamanan di desa.

Awalnya, peserta Keibodan adalah orang berusia 20-35 tahun. Belakangan, syarat perekrutan anggota diubah menjadi usia 25-25 tahun.

Untuk menjadi anggota Keibodan, pemuda harus berbadan sehat dan berkelakuan baik.

Pembina keibodan adalah Departemen Kepolisian (Keimubu), sedangkan di daerah (syu) dibina oleh Bagian Kepolisian (Keisatsubu).

Pelatihan Keibodan digelar selama satu bulan di Sukabumi yang kelak menjadi Sekolah Kepolisian.

Anggota Keibodan sengaja dijauhkan agar tidak terpengaruh golongan nasional.

Sebagian anggota terpaksa bergabung Keibodan karena takut pada Jepang yang mengumpulkan massa secara paksa. Adapun jumlah anggota Keibodan mencapai satu juta.

Organisasi ini besar di Jawa hingga ke tingkat desa. Namun, di Sumatera dan di daerah yang dikuasai Angkatan Laut, ada organisasi serupa namanya Bogodan.

Sementara itu, di Kalimantan, ada organisasi semimiliter bernama Borneo Konan Hokokudan. Adapun di kalangan masyarakat keturunan Tionghoa, nama organisasinya adalah Kakyo Keibotai.

Suishintai (Barisan Pelopor)

Suishintai atau Barisan Pelopor adalah organisasi semimiliter pertama bentukan Jepang yang dipimpin langsung oleh kaum nasionalis Indonesia.

Barisan Pelopor dibentuk pada 1 November 1944 sebagai hasil sidang ketiga Chuo Sangi In (Dewan Pertimbangan Pusat).

Jepang kemudian menunjuk Soekarno, dengan wakilnya RP Suroso, Otto Iskandar Dinata, dan dr Buntaran Martoatmodjo sebagai pemimpin dari Barisan Pelopor.

Barisan Pelopor ini juga merupakan bagian dari Jawa Hokokai yang anggotanya mencakup seluruh pemuda, baik yang terpelajar maupun tidak.

Keanggotaan Barisan Pelopor yang heterogen ditujukan untuk menumbuhkan semangat solidaritas, agar timbul ikatan emosional dan semangat kebangsaan yang tinggi.

Para pemuda Barisan Pelopor juga dilatih dengan pelatihan militer dengan hanya menggunakan peralatan sederhana seperti senapan kayu dan bambu runcing.

Setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada 16 Desember 1945, organisasi ini diubah namanya menjadi Barisan Banteng Republik Indonesia (BBRI).

Laskar Hizbullah

Laskar Hizbullah atau Tentara Hizbullah Indonesia adalah pasukan semimiliter yang beranggotakan para kiai, santri, dan pemuda Islam.

Pembentukan Laskar Hizbullah berawal dari pertemuan 10 ulama pada 13 September 1943 untuk membentuk barisan guna menghalau serangan Sekutu.

Sepuluh ulama tersebut adalah KH Mas Mansyur, KH Adnan, Abdul Karim Amrullah, KH Mansur, KH Mochtar, KH Chalid, KH Abdul Madjid, KH Jacub, KH Djunaedi, dan KH Sodri.

Laskar Hizbullah kemudian resmi dibentuk pada 8 Desember 1944 oleh Jepang sebagai pasukan cadangan PETA (Pembela Tanah Air).

Pemimpin Laskar Hizbullah adalah KH Zainul Arifin dengan Muhammad Roem sebagai wakil, KH Mas Mansyur sebagai komandan pelatihan, dan Prawoto Mangkusasmito sebagai wakil komandan pelatihan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com