Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Umat Islam Hijrah ke Habasyah yang Kedua

Kompas.com - 08/06/2023, 12:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Pada sekitar tahun 615, umat Islam untuk pertama kalinya melakukan hijrah.

Tujuan hijrah pertama umat Muslim adalah Habasyah (sekarang Ethiopia).

Mereka dianjurkan untuk berhijrah karena mengalami intimidasi, teror, penyiksaan, bahkan percobaan pembunuhan dari kaum kafir Quraisy di Mekkah.

Hijrah umat Islam Mekkah (kaum Muhajirin) ke Habasyah tidak hanya dilakukan satu kali, tetapi dua kali. Hijrah ke Habasyah yang kedua terjadi pada tahun 617.

Mengapa kaum muslimin diperintahkan untuk hijrah ke Habasyah yang kedua? Berikut ini sejarahnya.

Baca juga: Kisah Umat Islam Hijrah ke Habasyah yang Pertama

Siapa saja yang hijrah ke Habasyah tahap dua?

Kaum muslimin diperintahkan untuk hijrah ke Habasyah yang kedua setelah kaum kafir Quraisy melakukan pemboikotan.

Bentuk pemboikotan mulai dari larangan berbicara dengan orang Islam, melakukan perkawinan, dan transaksi jual beli.

Nabi Muhammad memerintahkan kaum Muhajirin untuk hijrah ke Habasyah guna menghindari kesempitan hidup dan kesengsaraan.

Hijrah ke Habasyah yang kedua dipimpin oleh Ja'far bin Abi Thalib. Hijrah kali ini diikuti oleh lebih banyak umat Muslim daripada hijrah yang pertama.

Menurut sebuah riwayat, hijrah ke Habasyah tahap dua diikuti oleh 101 umat Islam, yang terdiri atas 83 laki-laki dan 18 perempuan.

Namun ada riwayat lain yang menyatakan bahwa jumlah kaum Muhajirin yang mengikuti hijrah ke Habasyah kedua adalah 102 orang, terdiri dari 83 laki-laki dan 19 perempuan.

Baca juga: Mengapa Kaum Kafir Quraisy Melakukan Pemboikotan terhadap Umat Islam?

Permintaan kaum Quraisy agar para Muhajirin diekstradisi

Di Habasyah, kaum Muhajirin mendapat perlindungan dari raja setempat, yakni An-Najasyi.

Kaum kafir Quraisy tidak merelakan prang-orang yang berhijrah hidup dengan damai begitu saja.

Mereka mengutus Abdullah bin Abu Rabi'ah dan Amr bin Al-Ash pergi ke Habasyah untuk menemui An-Najasyi.

Utusan tersebut dibekali banyak hadiah dan ditugaskan untuk meyakinkan An-Najasyi agar mau mengusir kaum Muhajirin dari negerinya.

Segala upaya yang dilakukan Abdullah bin Abu Rabi'ah dan Amr bin Al-Ash untuk memengaruhi An-Najasyi ternyata gagal.

Bahkan Abdullah bin Abu Rabi'ah dan Amr bin Al-Ash sempat memfitnah kaum Muhajirin, tetapi An-Najasyi segera mengetahui kebenarannya.

Baca juga: Alasan Nabi Muhammad Hijrah ke Madinah

Setelah meyakinkan Ja'far bin Abi Thalib bahwa rombongannya aman, An-Najasyi berkata kepada Abdullah bin Abu Rabi'ah dan Amr bin Al-Ash, "Sekalipun kalian suap aku dengan emas satu gunung, selamanya aku tidak akan menyerahkan mereka kepada kalian."

Abdullah bin Abu Rabi'ah dan Amr bin Al-Ash pun terpaksa kembali ke Mekkah dengan hadiah-hadiah yang mereka bawa sebelumnya dan tentunya tanpa kaum Muhajirin.

Kaum Muhajirin bertahan di Habasyah hingga Nabi Muhammad hijrah ke Madinah pada tahun 622.

Setelah mendengar para sahabat berhijrah ke Madinah, mereka yang berada di Habasyah secara berangsur kembali ke Mekkah dan mengikuti ke Madinah.

 

Referensi:

  • Al-Jauziyah, Imam Ibnu Qayyim. (2002). Kelengkapan Tarikh Rasulullah (Terjemahan, Abdul Rosyad Shiddiq dan Muhammad Muchson Anasy). Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
  • Chalil, Moenawar. (2001). Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW I. Jakarta: Gema Insani Press.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com