Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Candi Lawang, Pintu Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno

Kompas.com - 29/03/2023, 10:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kemdikbud

KOMPAS.com - Candi Lawang terletak di Dusun Dangean, Desa Gedangan, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Di situs ini terdapat satu candi induk dan beberapa candi perwara (pendamping) yang diperkirakan berasal dari zaman Kerajaan Mataram Kuno.

Sayangnya, bangunan Candi Lawang tidak lagi utuh. Pada candi induk hanya tersisa bagian kaki, tangga, dan pintu masuk.

Karena penampakan pintunya sangat menonjol, candi ini disebut Candi Lawang. Dalam bahasa Jawa, lawang artinya pintu.

Baca juga: Sejarah Candi Karangnongko di Klaten

Sejarah Candi Lawang

Keberadaan Candi Lawang pertama kali dilaporkan oleh Kepala Perkebunan Sukabumi di Paras, Boyolali, yang bernama PA Hadiwijaya pada 1919.

PA Hadiwijaya melaporkan ada candi yang terkubur di area perkebunan kopi.

Pada 1920, penggalian mulai dilakukan di area Candi Lawang yang saat ini telah menjadi perkampungan penduduk.

Kegiatan penggalian mengungkap di situs ini terdapat satu candi induk dan beberapa candi perwara yang keadaannya sudah runtuh.

Dari denah yang tersisa, diketahui bahwa candi perwara di situs Candi Lawang berdiri mengelilingi candi induk.

Baca juga: Candi Dawangsari, Stupa Peninggalan Mataram Kuno

Candi induk

Melansir laman Kemdikbud, candi induk di situs Candi Lawang berukuran 6,43 x 6,5 meter dengan arah hadap barat.

Kondisi bangunannya sudah runtuh, hanya menyisakan bagian fondasi, kaki, tangga masuk, dan bingkai pintu.

Pada bagian kiri pintu terdapat inskripsi yang sudah cukup aus berbunyi, ju thi ka la ma sa tka.

Bangunan induk Candi Lawang memiliki ragam hias motif kertas tempel berbentuk belah ketupat dengan ceplok bunga.

Selain itu, ada pula motif untaian bunga dengan manik-manik dan daun. Di pusat bangunannya, terdapat sumuran berukuran 0,82 x 0,9 meter dengan kedalaman 2,72 meter.

Baca juga: Candi Dukuh, Lokasi Pelarian Prabu Brawijaya V

Candi perwara I

Candi perwara I berukuran 12,3 x 3,2 meter dan dibangun berhadapan dengan candi induk.

Meski hanya menyisakan fondasi dan reruntuhan batu yang tidak berbentuk, candi ini terbilang unik karena berdenah persegi panjang serta dilengkapi tiga tangga masuk.

Candi perwara II

Candi perwara II yang berukuran 3,32 x 3,33 meter terletak di sebelah kanan candi induk.

Kondisi bangunan candi ini sudah hancur, di atas fondasinya hanya menyisakan tumpukan batu dan sebuah yoni.

Baca juga: Sejarah Candi Selogriyo di Magelang

Candi perwara III

Candi perwara III terletak di sebelah kiri candi induk. Ukurannya hampir sama dengan candi perwara II.

Bangunan candi ini juga sudah runtuh, tetapi menyisakan jejak tangga masuk berukuran 1,57 x 1,06 meter.

Di belakang candi induk, sebenarnya ada candi perwara IV, tetapi denahnya tidak lagi terlihat jelas.

Selain reruntuhan candi, di situs ini terdapat temuan lepas berupa arca Agastya, arca Durga Mahisasuramardini, pecahan makara, dan simbar.

Dari temuan-temuan tersebut, dapat diketahui bahwa Candi Lawang berlatarbelakang agama Hindu.

Akan tetapi, kapan pembangunannya dan siapa yang membangun candi ini tidak diketahui pasti.

Berdasarkan perbingkaian bagian kaki candi yang menunjukkan ciri khas profil Jawa Tengah, para ahli menduga Candi Lawang dibangun antara abad ke-9 atau abad ke-10.

Selain itu, inskripsi yang terdapat di sisi kiri pintu candi ditulis dengan aksara Jawa Kuno yang banyak digunakan pada masa tersebut.

 

Referensi:

  • Sedyawati, Edi, dkk. (2013). Candi Indonesia: Seri Jawa. Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com