KOMPAS.com - Ekowisata adalah salah satu bentuk pariwisata yang bisa difokuskan untuk pelestarian alam.
Di dalam ekowisata, masuk juga unsur pariwisata yang pada ujungnya adalah penghasil cuan.
Catatan sumber literatur di laman Kompas.com edisi 13 Oktober 2022 menunjukkan ekowisata melibatkan banyak pemangku kepentingan.
Termasuk di dalamnya adalah masyarakat lokal di sekitar lokasi ekowisata.
Baca juga: Tempat Menginap Jokowi di KIPP IKN Akan Jadi Lokasi Ekowisata
Ekowisata
Muasal ekowisata di Indonesia mendapat sokongan dari beleid pemerintah.
Beleid itu adalah Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 33/2009.
Sementara, riwayat ekowisata dunia datang dari Kenya.
Pada 1970, Kenya menggelar kegiatan berburu satwa liar.
Peserta yang sukses mendapat hewan buruan bakal membayar fulus untuk hewan buruan itu.
Harga untuk ekowisata macam itu terbilang meroket.
Cikal bakal ekowisata ini kemudian berkembang menjadi gabungan rekreasi alam berikut konservasi alam pada 1976.
Pada 1987, ekowisata mendapatkan rumusan sebagai perjalanan ke lokasi yang masih alami sekaligus belum terjangkau manusia demi menikmati sekaligus mempelajari serta mengagumi keindahan alam.
Pada diskusi gelaran lembaga Sustainitiate edisi 20 Maret 2023 di Jakarta, pembahasan ekowisata juga mengemuka.
Salah satu pembicara, Agus Setyarso, Deputi Direktur Pusat Sains Kelapa Sawit Instiper Yogyakarta menyebut bahwa ekowisata adalah bentuk insentif bagi masyarakat lokal.
Agus memberi contoh Hutan Pinus Puncak Becici di Bantul, Yogyakarta.
Dari hutan itu, para pelancong bisa merasakan pemandangan matahari terbenam.
Lantas, wisatawan juga mampu melihat Kota Yogyakarta dari ketinggian.
Hingga kini, paguyuban warga lokal menjadi pengelola Hutan Pinus Puncak Becici.
Pada Juni 2017, Presiden AS Barack Obama sekeluarga bertandang ke Hutan Pinus Puncak Becici.
Alhasil, kunjungan itu menambah sohornya Hutan Pinus Puncak Becici.
Perlahan tapi pasti, masyarakat sekitar mampu bertahap menikmati putaran roda perekonomian di Hutan Pinus Puncak Becici.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.