Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Orang Korea Selatan Banyak yang Percaya Sekte Sesat?

Kompas.com - 14/03/2023, 11:30 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Beberapa tahun lalu, sekte sesat Yeongsegyo disebut-sebut "menyetir" pemerintah Korea Selatan.

Kabar tersebut berembus setelah Park Geun Hye, Presiden Korea Selatan periode 2013-2017, diketahui berteman baik dengan putri pendiri Yeongsegyo yang bernama Soon Sil.

Laporan yang dikutip The Korea Times menyebut Soon Sil menggantikan mendiang ayahnya sebagai ketua sekte.

Kantor berita Yonhap melaporkan Soon Sil memanfaatkan kedekatannya dengan Geun Hye untuk mencampuri urusan negara.

Baca juga: Sejarah Agama Kristen di Korea Selatan

Terbaru, anggota boyband DKZ, Kyoungyoon, mengaku pernah menjadi anggota sekte sesat JMS karena keluarganya.

Kyoungyoon akui dicuci otak oleh JMS, sekte sesat yang menggemparkan Korea Selatan karena pendiri sekaligus pemimpinnya, Jeong Myeong-Seok, terbukti melakukan pemerkosaan terhadap anggota perempuan JMS.

Dalam serial dokumenter Netflix berjudul In The Name of God: A Holy Betrayal, yang dirilis awal Maret 2023, ditampilkan bagaimana Jeong Myeong-Seok membelokkan ajaran Kristen, memberikan doktrin sesat, dan melakukan praktik pelecehan seksual terhadap anggota sektenya di beberapa negara selama bertahun-tahun.

Berdasarkan kesaksian para mantan anggota JMS yang pernah menjadi korban pelecehan seksual, Jeong Myeong-Seok mengatakan bahwa dosa-dosa mereka dapat dibersihkan dengan berhubungan seksual dengannya.

Para anggota JMS juga tidak segan melakukan penganiayaan terhadap mantan anggota atau aktivis grup anti-JMS.

Baca juga: Asal-usul Marga Kim di Korea

Penayangan serial dokumenter In The Name of God membangkitkan rasa penasaran tentang bagaimana sekte yang memberikan ajaran sesat bahkan melakukan tindakan kriminal dapat menggaet banyak anggota.

Berikut ini merupakan argumen dari beberapa pakar dan peneliti terkait alasan masyarakat Korea Selatan bisa terpikat dengan sekte sesat.

Orang Korea tidak individualistis

Menurut ahli Evangelikalisme di Korea dari Brite Divinity School di Texas, Timothy Lee, aspek budaya berperan dalam memupuk tumbuh dan berkembangnya sekte-sekte di Korea Selatan.

Lee menduga bahwa sifat orang Korea yang tidak individualistis menjadi salah satu faktor sekte menjadi marak di Korea.

Para pemimpin sekte biasanya mulai mengumpulkan pengikut dari lingkungan keluarga.

Tekanan dari keluarga atau teman sebaya, merupakan salah satu aspek yang dimanfaatkan pemimpin kultus untuk mendapatkan pengikut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com