Selama mengenyam pendidikan di sana, Daeng Ruru dan Daeng Tulolo dikenal sebagai anak yang sangat sulit diatur.
Kendati begitu, Daeng Ruru berhasil menyelesaikan pendidikannya di usia 19 tahun dan menyandang pangkat Letnan Muda.
Pada 3 Januari 1707, Daeng Ruru ditempatkan di Kapal Jason, kapal dengan 54 meriam yang bertugas memburu kapal penyerang Belanda, Vlisingen.
Tidak lama setelah itu, Daeng Ruru dipindahtugaskan di Kapal Grand. Lalu, tanggal 19 Oktober 1707, Kapal Grand berhasil bersandar di Havana untuk membantu Spanyol berperang melawan Inggris.
Akan tetapi, di dalam pertempuran ini, Daeng Ruru tewas yang tidak diketahui apa penyebabnya.
Daeng Ruru wafat pada 19 Mei 1708.
Baca juga: Perang Makassar, Pertempuran Sultan Hasanuddin Melawan VOC
Setelah mendapat kabar tentang kematian Daeng Ruru, Daeng Tulolo memutuskan kembali ke Makassar untuk mengambil alih kekuasaan moyangnya.
Berbeda dengan sang kakak, Daeng Tulolo menyelesaikan pendidikannya lebih lama dari sekolahnya, tepatnya pada 18 Mei 1699.
Setelah itu, Daeng Tulolo masih harus menunggu 13 tahun sebelum diangkat sebagai letnan muda di usia 38 tahun.
Selama hidup, Daeng Tulolo terus menyandang pangkat itu.
Daeng Tulolo kemudian meninggal dunia di usia 62 tahun.
Jasadnya dikebumikan di dalam Gereja Louis de Brest, yang kemudian hancur akibat pecahnya Perang Dunia II.
Referensi: