Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Daeng Mangalle, Pangeran Makassar yang Membangkang Raja Siam

Kompas.com - 11/02/2023, 14:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Daeng Mangalle adalah pangeran dari Makassar yang tewas dalam pertempuran melawan Kerajaan Siam.

Tokoh yang memiliki hubungan saudara dengan Sultan Hasanuddin ini ikut terlibat dalam sebuah upaya merebut kekuasaan Raja Siam, yaitu Raja Narai.

Akan tetapi, upaya itu mengalami kegagalan. Daeng Mangalle pun tewas dalam pertempuran melawan Kerajaan Siam pada 1686.

Baca juga: Perang Makassar, Pertempuran Sultan Hasanuddin Melawan VOC

Bertempur melawan Raja Siam

Daeng Mangalle atau dikenal juga dengan nama Daen Ma-Alee adalah salah satu pangeran Makassar yang ikut terlibat dalam konspirasi untuk menyerang istana Kerajaan Siam. Konspirasi itu diikuti orang-orang Melayu, Campa, Makassar, dan kelompok Islam lainnya.

Akan tetapi, Raja Siam, yaitu Phra Narai sudah mengetahui konspirasi tersebut dan segera memperkuat pertahanan istananya dengan mendesak dukungan dari Perancis yang berpusat di Bangkok, Thailand.

Mengetahui hal ini, orang-orang Melayu dan Campa pun memohon pengampunan dari Kerajaan Siam.

Hanya Daeng Mangalle yang menolak memohon pengampunan dari raja dengan menyangkal bahwa dia yang memulai komplotan dan tidak ikut serta di dalamnya.

Selain itu, Daeng Mangalle juga menambahkan bahwa dengan gelarnya sebagai Pangeran Makassar, tidak mungkin baginya bertindak sebagai pengadu, melainkan lebih suka bertempur dan terbunuh secara terhormat.

Akibatnya, wilayah kampung Makassar dikepung oleh pasukan Siam selama sekitar satu bulan.

Namun, lambat laun sang raja mulai kehilangan kesabaran dan memutuskan untuk menyerang masyarakat Makassar.

Tentara Perancis yang mendapat perintah penyerangan dari Raja Siam di benteng Bangkok segera memblokir dua tempat keberangkatan perahu Makassar yang hendak meninggalkan Kerajaan Siam dan mengumpulkan kembali awak kapalnya.

Sejak saat itu, aksi pertempuran pun dimulai. Orang-orang Makassar mencari tombak dan perisai sekaligus menyalakan api untuk membakar kapal milik musuh.

Dalam pertempuran ini, pasukan Eropa-Siam diketahui sudah kehilangan 366 orang, belum lagi korban penduduk sipil.

Baca juga: Pertempuran Selat Makassar: Latar Belakang, Kronologi, dan Akhir

Sementara itu, korban dari pihak Makassar adalah sebanyak 17 orang.

Selama tiga pekan berturut-turut, orang-orang Makassar dikepung di tengah hutan yang digenangi air pasang dan hanya dapat keluar sebentar untuk mencari bahan makanan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com