Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Latief Hendraningrat, Pengibar Bendera saat Proklamasi

Kompas.com - 16/01/2023, 22:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Latief Hendraningrat merupakan salah satu tokoh yang berperan penting menyiapkan acara proklamasi kemerdekaan.

Salah satu peran Latief Hendraningrat dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah menjadi pengibar bendera Merah Putih bersama S Suhud.

Berikut ini biografi singkat dari Latief Hendraningrat.

Baca juga: Peran Latief Hendraningrat dalam Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan

Aktif dalam organisasi pemuda

Raden Mas Abdul Latief Hendraningrat adalah putra dari RM Said Hendraningrat dan Raden Ajeng Haerani, yang lahir di Jakarta pada 15 Februari 1911.

Sejak 1930-an, Latief diketahui aktif dalam organisasi pemuda, seperti Indonesia Moeda dan Soeryawirawan (kelompok kepanduan Partai Indonesia Raya).

Pada 1939, ia memimpin rombongan kesenian Hindia Belanda dalam acara New York World Fair I di Amerika Serikat.

Selain itu, Latief pernah menjabat sebagai Wedana Betawi dan menjadi guru Bahasa Inggris di Perguruan Rakyat dan Muhammadiyah Jakarta.

Pada masa pendudukan Jepang, Latief menjadi anggota Pembela Tanah Air (PETA).

Pangkat terakhirnya saat PETA dibubarkan adalah Cudan-co (Komandan Kompi).

Di masa penjajahan Jepang pula, tepatnya pada 24 Maret 1943, Latief menikah dengan Rr. Sophia binti Aboe Wiroatmodjo.

Pernikahan mereka dikaruniai empat orang anak, yakni Rd. Adjeng Tjitraningsih, Rd. Adjeng Tjitrawati, Rd. Tjitroseno, dan Rd Adjeng Siti Nurhajati.

Baca juga: Suhud Sastro Kusumo (S Suhud), Pengibar Bendera Merah Putih Pertama

Peran Latief Hendraningrat dalam proklamasi

Latief Hendraningrat menjadi salah satu tokoh yang berperan penting menyiapkan acara proklamasi kemerdekaan.

Pada 17 Agustus 1945 pagi hari, rumah Soekarno telah dipadati oleh sejumlah massa pemuda.

Saat itu, Latief ditugaskan oleh dr. Moewardi (Kepala Keamanan Soekarno) untuk menyiapkan anak buahnya berjaga-jaga di sekitar rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur guna menjaga keamanan upacara pembacaan proklamasi.

Hal itu sangat perlu dilakukan apabila tiba-tiba Jepang melakukan serangan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com