Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Biografi Latief Hendraningrat, Pengibar Bendera saat Proklamasi

Salah satu peran Latief Hendraningrat dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah menjadi pengibar bendera Merah Putih bersama S Suhud.

Berikut ini biografi singkat dari Latief Hendraningrat.

Aktif dalam organisasi pemuda

Raden Mas Abdul Latief Hendraningrat adalah putra dari RM Said Hendraningrat dan Raden Ajeng Haerani, yang lahir di Jakarta pada 15 Februari 1911.

Sejak 1930-an, Latief diketahui aktif dalam organisasi pemuda, seperti Indonesia Moeda dan Soeryawirawan (kelompok kepanduan Partai Indonesia Raya).

Pada 1939, ia memimpin rombongan kesenian Hindia Belanda dalam acara New York World Fair I di Amerika Serikat.

Selain itu, Latief pernah menjabat sebagai Wedana Betawi dan menjadi guru Bahasa Inggris di Perguruan Rakyat dan Muhammadiyah Jakarta.

Pada masa pendudukan Jepang, Latief menjadi anggota Pembela Tanah Air (PETA).

Pangkat terakhirnya saat PETA dibubarkan adalah Cudan-co (Komandan Kompi).

Di masa penjajahan Jepang pula, tepatnya pada 24 Maret 1943, Latief menikah dengan Rr. Sophia binti Aboe Wiroatmodjo.

Pernikahan mereka dikaruniai empat orang anak, yakni Rd. Adjeng Tjitraningsih, Rd. Adjeng Tjitrawati, Rd. Tjitroseno, dan Rd Adjeng Siti Nurhajati.

Peran Latief Hendraningrat dalam proklamasi

Latief Hendraningrat menjadi salah satu tokoh yang berperan penting menyiapkan acara proklamasi kemerdekaan.

Pada 17 Agustus 1945 pagi hari, rumah Soekarno telah dipadati oleh sejumlah massa pemuda.

Saat itu, Latief ditugaskan oleh dr. Moewardi (Kepala Keamanan Soekarno) untuk menyiapkan anak buahnya berjaga-jaga di sekitar rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur guna menjaga keamanan upacara pembacaan proklamasi.

Hal itu sangat perlu dilakukan apabila tiba-tiba Jepang melakukan serangan.

Selain bertanggung jawab atas keamanan lokasi, Latief juga harus menjamin kelancaran proklamasi dan keselamatan para peserta acara.

Untuk memastikan keamanan dan kelancaran upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia, Latief mengawal Soekarno-Hatta menuju serambi depan sebagai lokasi pembacaan teks proklamasi.

Menurut catatan sejarah, Latief berdiri di sebelah kanan Soekarno, sementara pasukannya siap siaga menjaga keamanan di rumah Bung Karno.

Setelah Soekarno selesai membacakan naskah proklamasi, muncul dua pemuda membawa baki yang sudah ditaruh bendera Merah Putih di atasnya.

S Suhud mengambil bendera dari atas baki dan mengikatnya pada tali, yang kemudian ditarik oleh Latief.

Tanpa ada arahan sebelumnya, Latief menjadi salah satu pengibar Sang Saka Merah Putih untuk pertama kalinya saat proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Pada upacara bendera pertama setelah Indonesia merdeka, Sang Saka Merah Putih yang dinaikkan perlahan oleh Latief, diiringi lagu Indonesia Raya ciptaan WR Supratman yang dinyanyikan spontan oleh hadirin.

Pensiun dengan pangkat Brigadir Jenderal TNI

Pasca-kemerdekaan, Latief terlibat dalam beberapa pertempuran untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia.

Ketika Belanda melancarkan Agresi Militer II pada 1948, Latief menjabat sebagai Komandan Komando Kota Yogyakarta.

Latief sempat dikepung ketika sedang bergerilya bersama pasukannya di Yogyakarta.

Pada 1949, ia ditugaskan di Markas Besar Angkatan Darat dan ditunjuk menjadi atase militer RI untuk Filipina pada 1952.

Setelah itu, Latief ditunjuk sebagai Direktur Sekolah Staf Komando Angkatan Darat, lalu menjadi Sekretaris Militer Presiden pada 1959.

Berdasarkan keputusan Presiden/Panglima Tertinggi Angakatan Bersenjata RI No. 50/PANGTI/II/1966 tanggal 16 September 1966, Latief Hendraningrat pensiun mulai 30 September 1966 dengan pangkat terakhir Brigadir Jenderal TNI.

Akhir hidup

Setelah pensiun, Latief Hendraningrat sempat berwiraswasta dalam bidang jasa dan biro perjalanan.

Di samping itu, ia masih menekuni dunia pendidikan dengan menjabat sebagai Ketua Umum Yayasan perguruan Rakyat.

Pada 14 Maret 1983, Latief Hendraningrat wafat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto Jakarta setelah menderita penyakit usus buntu.

Ia dimakamkan pada 15 Maret 1983 di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Referensi:

  • SMK N 30 Jakarta. (2017). Antologi Laporan Hasil Teks Biografi Tokoh. Lampung: Perahu Litera.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/01/16/220000879/biografi-latief-hendraningrat-pengibar-bendera-saat-proklamasi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke