Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Contoh Ancaman Gerakan Separatis Bersenjata di Indonesia

Kompas.com - 12/01/2023, 15:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Separatis adalah contoh nyata ancaman dalam bidang pertahanan dan keamanan yang berasal dari dalam negara.

Gerakan separatis ini dapat mengganggu bahkan merusak persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Dalam sejarah Indonesia, telah terjadi beberapa kali gerakan separatis.

Tiga contoh ancaman gerakan separatis bersenjata di Indonesia adalah:

  1. Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
  2. Permesta
  3. PRRI

Baca juga: Gerakan Aceh Merdeka: Latar Belakang, Perkembangan, dan Penyelesaian

Gerakan Aceh Merdeka

Gerakan Aceh Merdeka (GAM) adalah gerakan separatisme bersenjata yang terjadi sejak tahun 1976 hingga 2005.

Tujuan GAM adalah agar Aceh terlepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Penyebab terjadinya konflik GAM disebabkan oleh beberapa hal, yaitu perbedaan pendapat tentang hukum Islam, ketidakpuasan atas distribusi sumber daya alam Aceh, dan peningkatan jumlah orang Jawa di Aceh.

Konflik GAM terjadi dalam tiga periode, yakni tahun 1976, 1989, dan 1998.

Sebelumnya, pada 4 Desember 1976, pemimpin GAM, yaitu Hasan di Tiro bersama dengan sejumlah pengikutnya melayangkan perlawanan terhadap pemerintah RI.

Perlawanan tersebut mereka lakukan di perbukitan Halimon di kawasan Kabupaten Pidie.

Sejak saat itu, konflik antara pemerintah RI dengan GAM terus berlangsung.

Sejak 1976 hingga 2005, konflik GAM diketahui telah menjatuhkan hampir 15.000 jiwa.

Setelah Perjanjian Damai 2005 disepakati, organisasi GAM pun dibubarkan dan berganti nama menjadi Komite Peralihan Aceh.

Baca juga: Gerakan Permesta: Latar Belakang, Tuntutan, dan Penumpasan

Permesta

Perjuangan Semesta atau Perjuangan Rakyat Semesta (Permesta) adalah gerakan militer yang dideklarasikan oleh pemimpin militer Negara Indonesia Timur (NIT).

Gerakan ini dibentuk tanggal 2 Maret 1957, yang awalnya terjadi di Makassar, tetapi berpindah ke Manado, Sulawesi Utara.

Gerakan Permesta dipimpin oleh Kolonel Ventje Sumual, seorang perwira militer yang terlibat dalam Revolusi Nasional Indonesia.

Terjadinya Permesta disebabkan oleh beberapa hal. Salah satunya adalah berkembangnya sentimen di Sulawesi dan Sumatera Tengah yang merasa kebijakan pemerintah pusat di Jakarta menghambat perekonomian lokal.

Masyarakat daerah merasa kecewa karena pemerintah pusat dianggap terlalu mengistimewakan Pulau Jawa dibandingkan pulau lain.

Adanya perselisihan ini kemudian memunculkan aspirasi untuk memisahkan diri dari Indonesia.

Untuk mendamaikan antara pihak Permesta dengan pemerintah pusat, diselenggarakan sebuah perundingan pada 5 Januari 1960.

Hasil akhirnya adalah Permesta setuju untuk mengakhiri pemberontakan mereka pada 17 Desember 1960.

Untuk menumpas pemberontakan ini, pemerintah melancarkan beberapa operasi militer, yaitu Operasi Merdeka, Operasi Tegas, dan Operasi Sadar.

Baca juga: Penumpasan Pemberontakan PRRI

PRRI

Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) adalah gerakan separatis antara pemerintah RI dengan pemerintah daerah.

Gerakan ini terjadi tahun 1950 di Sumatera.

Penyebab terjadinya PRRI adalah ketidakpuasan di daerah terhadap kebijakan pemerintah pusat.

Pascakemerdekaan, kondisi pemerintahan belum stabil, yang disebabkan oleh kesenjangan pembangunan di Pulau Jawa dan pulau-pulau lainnya.

Kondisi ini kemudian memicu timbulnya sentimen bahwa daerah "dianaktirikan" oleh pemerintah pusat.

Berbekal dari kondisi inilah pemerintah daerah melancarkan upaya-upaya revolusi di daerah.

Pada dasarnya, PRRI mengajukan tiga tuntutan kepada pemerintah pusat, yaitu:

  1. Dibubarkannya Kabinet Djuanda
  2. Mohammad Hatta dan Sultan HB IX membentuk pemerintahan sementara sampai pemilihan umum berikutnya akan dilaksanakan
  3. Soekarno kembali pada posisi konstitusionalnya

Tuntutan lain yang juga diajukan PRRI adalah terkait dengan masalah otonomi daerah dan perimbangan ekonomi atau keuangan yang terjadi antara pemerintah pusat dan daerah.

Pemerintah pusat dianggap tidak adil kepada para warga sipil dan militer soal pemerataan dana pembangunan.

Oleh sebab itu, mereka menuntut agar pemerintah bisa bertindak lebih adil.

Untuk mengatasi PRRI, pemerintah pusat memutuskan untuk melakukan beberapa operasi militer seperti Operasi Tegas dan Operasi Merdeka.

Akibat dari kerusuhan yang berlangsung sejak 1958-1960 ini, beberapa SMA, SMP, dan universitas harus ditutup, termasuk Universitas Andalas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com