Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Gugum Rachmat
Penulis Lepas

Penulis adalah mantan jurnalis; peminat sejarah; penonton sepakbola lokal; kini bekerja untuk Kemenko Polhukam RI.

Rumah MB15, dari Saito ke Mahfud MD, dari Klinik Gigi ke Polhukam RI

Kompas.com - 21/12/2022, 10:39 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TULISAN ini tidak membicarakan politik, hukum, dan keamanan. Artikel ini perihal sejarah sebuah rumah peninggalan Belanda, tempat kami berkantor saban hari.

MB15, demikian para pegawai menyebut kompleks Kantor Kementerian Koordintor (Kemenko) Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Republik Indonesia (RI). Itu bukan kode khusus, apa lagi sandi rahasia. MB15 hanyalah kependekan dari Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 15, Jakarta Pusat.

Hanya dengan melihat dari trotoar, Anda sudah bisa menikmati rasa klasik kompleks perkantoran ini. Gedung utamanya adalah sebuah rumah era penjajahan. Di rumah ini pula Menko Polhukam, Mahfud MD, berjibaku tiap hari menuntaskan pekerjaan.

Pada masa Hindia Belanda, Rumah MB15 memiliki alamat Koningsplein West Nomor 15. Nama jalan Koningsplein West berkelindan dengan nama Lapangan Koningsplein, yang sekarang menjadi Lapangan Monas (Monumen Nasional).

Baca juga: Wisata di Jejak Sejarah Koningsplein

Saat Presiden Soekarno memberi nama “Medan Merdeka” untuk lapangan itu pada 1945, nama jalan di sekelilingnya ikut berubah, termasuk Koningsplein West yang menjadi Jalan Medan Merdeka Barat.

Ihwal nomor 15 untuk Rumah MB15 ternyata sudah dipakai lebih dari seratus tahun. Sistem penomoran di ruas Jalan Koningsplein West alias Medan Merdeka Barat memang sudah muncul sejak akhir 1800-an. Penomoran ini kian jadi identitas bangunan sejak awal 1900-an.

Secara umum susunan nomor rumah di Koningsplein West tidak banyak berubah setakat kini. Sebagai perbandingan, di tahun 1920-an Museum Nasional Indonesia atau Museum Gajah kerap masuk pemberitaan koran-koran macam Bataviaasch Nieuwsblad dan De Locomotief. Tertulis di sana alamat museum adalah Koningsplein West 12.

Sekarang, nomor 12 masih berlaku untuk Museum Gajah. Hal serupa terjadi pada gedung Rechts Hooge School -Sekolah Tinggi Ilmu Hukum pertama di Hindia Belanda- yang dibangun pada dekade 1920-an dan beralamat di Koningsplein West 13. Kini gedung itu dihuni Kementerian Pertahanan dengan alamat Medan Merdeka Barat Nomor 13.

Namun berbeda dengan dua tetangganya itu, Rumah MB15 tidak memiliki banyak dokumen yang menerangkan sejarah keberadaannya. Rumah itu hampir tidak pernah dibahas para sejarawan dalam tulisan-tulisannya. Ini tak lepas dari status Rumah MB15 yang sejak awal memang hanya tempat tinggal biasa. Bukan bangunan publik macam museum atau perguruan tinggi.

Tahun awal pembangunan Rumah MB15 bahkan tidak diketahui pasti. Namun dalam peta kadaster Batavia cetakan 1880-an yang kini jadi koleksi Perpustakaan Universiteit Leiden, rumah di alamat Koningsplein West 15 sudah tergambar. Tentu saja, rupa bangunan saat itu belum tentu persis seperti yang sekarang.

Rupa Rumah MB15 yang saat ini bisa kita lihat diyakini baru terbentuk dalam sebuah perombakan besar di era 1930-an.

CF Julius dan Kuda Australianya

Bangunan awal Rumah MB15 sudah terlukis di peta tahun 1880-an. Namun penghuni yang pertama kali dapat dilacak dalam dokumen sejarah adalah CF Julius. CF Julius tinggal di Rumah MB15 pada kisaran 1909. Hal ini diketahui dari sebuah iklan yang dia pasang di surat kabar Het Nieuws van den Dag voor Nederlandsch Indie.

Dalam koran edisi Sabtu, 26 Juni 1909 itu, CF Julius mengumumkan penjualan seekor kuda australia miliknya: Berwarna cokelat, berusia enam tahun, tingggi 1,55 meter, dan sudah dikebiri.

CF Julius meminta calon pembeli langsung datang  ke rumah di Koningsplein West Nomor 15, tempat dia tinggal.

Baca juga: Mengenal Kapiten Souw Beng Kong, Perintis Batavia yang Terlupakan

Di iklan itu, dia juga menyebut bahwa penjualan dilakukan guna mengurangi jumlah kuda peliharaannya. Artinya, selain bangunan rumah, sangat mungkin pernah ada istal alias kandang kuda di kompleks MB15 ketika CF Julius menjadi penghuni.

Apalagi pada era tersebut, piara kuda memang sedang trendi, baik untuk balapan maupun sekadar transportasi. Di sudut tenggara Lapangan Monas yang saat itu masih bernama Koningsplein, bahkan ada sebuah arena pacuan kuda. Terlihat berbentuk oval dan ditandai dengan tulisan “race terrein” dalam beberapa peta lama.

Perabot Mahal LH van Nierop

Memasuki tahun 1912, penghuni Rumah MB15 sudah berganti ke LH van Nierop. Beberapa dokumen sejarah menyebut bahwa sosok ini adalah seorang pebisnis, salah satunya di bidang asuransi.

Sistem asuransi memang sudah masuk Hindia Belanda sejak 1840-an.

LH van Nierop menghuni Rumah MB15 setidaknya selama delapan tahun sampai 1920. Hengkangnya van Nierop dari rumah ini ditandai dengan prosesi lelang barang-barang miliknya. Lelang diumumkan lewat koran Het Nieuws van den Dag voor Nederlandsch Indie terbitan 23 Februari 1920.

Memang sudah menjadi kebiasaan warga Eropa saat itu, jika pindah rumah dia akan melelang barang-barang miliknya, terutama perabot rumah tangga. Terlebih jika pindah ke lokasi yang relatif jauh. 

Hal menarik dari lelang ini adalah perabotan LH van Nierop selama tinggal di Rumah MB15 ternyata amat banyak, beragam, dan mahal. Dalam pengumuman lelang disebutkan bahwa barang yang hendak dijual atara lain kendaraan, mencakup satu mobil Fiat empat silinder berkekuatan 16 PK dan sebuah kereta kuda dengan ban yang sudah terbuat dari karet, lengkap dengan seekor kuda cendananya.

Ada juga peralatan makan dari kristal, perangkat bioskop mini, beberapa lukisan, sejumlah barang antik, jam bandul Westminster, bak mandi dengan perangkat pendingin es, satu set piano, dan dua kulkas buatan Amerika. Ya, di tahun 1920-an sudah ada kulkas, dan LH van Nierop sudah memilikinya.

Dilelang pula hewan-hewan peliharaan unik seperti burung merpati ekor kipas, burung camar, dan burung kakaktua yang sudah terlatih bicara. Tak ketinggalan tanaman hias macam anggrek gantung juga dilelangnya.

Dalam hal furnitur, wah kelewat banyak. Mulai dari beberapa set kursi tamu berbahan jati dan rotan, sejumlah rak buku, furnitur lengkap beberapa kamar tidur, furnitur lengkap kamar anak, beberapa cermin dan wastafel dari marmer, set furnitur ruang kerja, sampai meja rias dan kereta bayi. Kelewat kaya rupanya penghuni Rumah MB15 yang satu ini. 

Keluarga Dalrymple

Pertengahan 1920 Rumah MB15 kembali berganti penghuni. Kali ini ditinggali oleh keluarga Dalrymple.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com