KOMPAS.com - Dalam sejarah Indonesia, kebangkitan nasional dimulai sejak 1908.
Dikatakan kebangkitan nasional karena pada masa itu muncul kesadaran untuk bersatu, membentuk dan mempunyai negara yang merdeka dan berdaulat.
Momen kebangkitan nasional ditandai dengan berdirinya Budi Utomo, organisasi pergerakan pemuda yang bertujuan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.
Berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908 menjadi tonggak perubahan nasionalisme bagi bangsa Indonesia.
Salah satu perubahan terlihat dari perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajahan bangsa Barat.
Sesudah tahun 1908, perjuangan Indonesia sudah bersifat nasional, jauh lebih teratur, terorganisir, dan modern.
Bagaimana ciri-ciri perjuangan bangsa Indonesia sebelum pergerakan nasional di tahun 1908?
Baca juga: Perbedaan Perjuangan Indonesia Sebelum dan Sesudah 1908
Kelemahan perlawanan sebelum abad ke-20
Perjuangan bangsa Indonesia sebelum abad ke-19 terus mengalami kegagalan karena memiliki banyak kelemahan.
VIDEO
Berikut ini beberapa kelemahan perlawanan bangsa Indonesia sebelum abad ke-20 .
Tidak adanya koordinasi antara satu perjuangan dengan perjuangan lainnya.
Perjuangan dilakukan secara sporadis atau musiman
Menggunakan persenjataan tradisional, di mana persenjataan bangsa Eropa lebih modern
Mudah diadu domba oleh Belanda yang menggunakan taktik politik pecah belah atau devide et impera
Baca juga: Sejarah Gerakan Mahasiswa di Indonesia, Sejak 1908 hingga Reformasi
Berikut ini ciri-ciri perlawanan bangsa Indonesia pada abad ke-19 atau sebelum tahun 1908.
Perjuangan bersifat kedaerahan
Belum memiliki ide nasional yang jelas
Menggunakan senjata tradisional seperti bambu runcing, golok, dan senjata tradisional lainnya
Dipimpin oleh orang-orang yang dianggap berpengaruh, seperti tokoh agama atau bangsawan
Masih bersifat sporadis atau musiman
Bentuk perlawanan masih menggunakan fisik atau peperangan saja, belum lewat diplomasi
Bertujuan mengusir penjajah bukan untuk memerdekakan Indonesia
Belum ada pemikiran tentang kelanjutan keberhasilan
Perlawanan Tuanku Imam Bonjol (Perang Padri) di Sumatera Barat
Perlawanan Kapitan Pattimura di Maluku
Perlawanan Pangeran Diponegoro di Jawa
Perlawanan Pangeran Antasari di Kalimantan Selatan
Perlawanan I Gusti Ketut Jelantik di Bali
Referensi:
Ishaq. (2021). Pendidikan Pancasila . Jakarta: Kencana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D . Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.