Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gantungan Baju, Gegara Penemunya Kehabisan Paku

Kompas.com - 10/11/2022, 17:30 WIB
Josephus Primus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gantungan baju alias hanger adalah penemuan yang juga meengubah dunia.

Bahan bacaan dari laman Kompas.com edisi 27 Juni 2021 malah menyebut bahwa di masa kini, masyarakat bisa memilih 5 jenis gantungan baju atau hanger untuk menggantung mulai dari jas, baju, rok, sampai dengan pakaian bocah.

Gantungan baju punya riwayat awal pada abad 20.

Baca juga: 4 Cara Mengatasi WC Mampet, Bisa Pakai Gantungan Baju Kawat

Sebelum masa itu, orang hanya menancapkan paku di dinding sebagai tempat menggantung pakaian.

Gantungan baju atau hanger

Ilustrasi gantungan baju kawat. SHUTTERSTOCK/NATEE PHOTO Ilustrasi gantungan baju kawat.

Adalah sosok Albert Parkhouse yang pada suatu pagi di 1903 kehabisan paku gantungan jas di kantornya.

Parkhouse adalah pekerja di perusahaan kap dan komponen lampu di Timberlake Novelty Company di Jackson, Michigan, AS.

Parkhouse, gegara hal itu, lantas membuat gantungan baju atau hanger berbasis kawat.

Kawat itu dijalin menjadi sebuah kaitan.

Ilustrasi gantungan baju berbahan logamUnsplash/Caleb Lucas Ilustrasi gantungan baju berbahan logam

Alhasil, Parkhouse sukses menemukan gantungan baju atau hanger untuk kali pertama di muka Bumi.

Per 25 Januari 1904, Albert Parkhouse kemudian mematenkan temuannya itu.

Per 1907, Albert Parkhouse kembali mematenkan pengembangan gantungan baju atau hanger karyanya.

Gantungan baju atau hanger masa kini terbuat dari berbagai macam bahan, tak hanya kawat.

Namun, Thomas Jefferson adalah tokoh pertama di dunia yang membuat gantungan baju dari kayu.

Ilustrasi gantungan baju kawat. PEXELS/ANNA NEKRASHEVICH Ilustrasi gantungan baju kawat.

Kemudian, ada tokoh Meyer May asal Michigan pula.

Ia adalah penjual baju merek Grand Rapids.

Pada 1906, Meyer May menjual karya busananya dengan cara digantung di gantungan baju atau hanger.

Meyer May menjadi pertama di dunia menggunakan cara berjualan seperti itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com