Dengan demikian, pintu untuk menguasai Spanyol terbuka luas, di mana Toledo, Seville, Malaga, Elvira, Kordoba, dan beberapa kota lainnya jatuh ke tangan pasukan Muslim.
Saat Bani Umayyah menguasai Spanyol, praktik toleransi beragama mulai terasa.
Di saat yang hampir bersamaan, Khalifah Walid bin Abdul Malik juga memerintahkan pasukan yang dipimpin Muhammad bin Qasim ke Hindustan.
Di bawah pimpinan Muhammad bin Qasim, Bani Umayyah melakukan ekspansinya dan berhasil menguasai Sind dan Nepal.
Kemudian, pasukan Panglima Qutaybah bin Muslim tercatat dapat menaklukkan Sungai Dajlah, Turki, Shagd, Syaas, Farghanah, Bukhara, Samarkand, Kashgar, dan Turkistan.
Di masa kejayaannya, Kekhalifahan Bani Umayyah mampu menguasai Transoxiana (sekarang Uzbekistan, Kazakhstan, Tajikistan dan Turkmenistan), anak benua India, dan Semenanjung Iberia di Eropa.
Baca juga: Marwan bin Muhammad, Khalifah Terakhir Dinasti Umayyah
Selain fokus pada perluasan wilayah, sebagai pemimpin Bani Umayyah Khalifah Walid bin Abdul Malik juga membangun sarana dan infrastruktur bagi rakyatnya.
Di Madinah, ia memerintahkan pembangunan sumur dan merenovasi jalan-jalan umum.
Khalifah Walid bin Abdul Malik juga membangun rumah sakit pertama dalam sejarah Islam.
Penyandang cacat dan kaum dhuafa pun diberikan tempat tinggal. Mereka di tempatkan di sebuah panti yang para pengurusnya digaji dan diberi fasilitas oleh negara.
Selain itu, Khalifah Walid bin Abdul Malik juga melakukan renovasi terhadap Masjid Nabawi di Madinah dan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
Di Damaskus, yang merupakan ibu kota Bani Umayyah, khalifah membangun masjid agung yang menelan biaya sangat besar.
Pada masa pemerintahan Khalifah Walid bin Abdul Malik, Bani Umayyah telah mengalami stabilitas politik yang didukung oleh wazir dan gubernur yang cakap.
Sehingga, pada masa kejayaan Bani Umayyah, ilmu agama dan pengetahuan juga dapat berkembang pesat, dan umat Islam hidup dengan aman, makmur, serta tenteram.
Referensi: