Hal ini dilakukan sebagai bentuk hormat terhadap warga masyarakat yang beragama Hindu, di mana mereka tidak mengonsumsi daging sapi.
Selain itu, penerapan budaya Hindu pada Masjid Kudus juga dapat dilihat dari tiga pembagian pada masjid, yaitu bagian kaki, badan, dan puncak bangunan yang seperti ciri khas Jawa-Hindu.
Bagian atap tajug bertingkat dua, penggunaan ornamen-ornamen, dan adanya candi siku yang ada di bagian pintu masuk menjadi bukti telah terjadi asimilasi budaya antara Hindu dan Islam.
Penggabungan budaya Hindu-Islam pada Masjid Kudus juga dapat dilihat dari delapan pancuran untuk wudhu yang diberi arca di bagian atas pancuran.
Didukung dengan arsitektur tersebut, maka dapat menjadi bukti bahwa Masjid Kudus merupakan hasil asimilasi budaya Hindu-Islam.
Referensi: