Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Masjid Agung Surakarta

Kompas.com - 28/04/2022, 10:00 WIB
Febi Nurul Safitri ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masjid Agung Surakarta merupakan salah satu masjid bersejarah yang bergaya Jawa.

Masjid ini berada di kawasan Keraton Surakarta, tepatnya di sebelah barat alun-alun utara.

Lokasi Masjid Agung Surakarta tersebut mencerminkan tata ruang bangunan pemerintahan kerajaan Islam di Jawa.

Saat ini, masjid ini tidak hanya digunakan untuk keperluan ibadah saja, tetapi juga untuk keperluan keraton, seperti grebeg, sekaten, dan kegiatan lainnya.

Baca juga: Keraton Surakarta: Sejarah Berdirinya, Fungsi, dan Kompleks Bangunan

Sejarah berdirinya Masjid Agung Surakarta

Masjid Agung Surakarta dibangun oleh Sunan Pakubuwono III pada 1763 dan selesai pada 1768.

Sejarah berdirinya masjid ini berkaitan dengan pemindahan keraton dari Kartasura ke Surakarta pada 1745, pada masa pemerintahan Sunan Pakubuwono II. 

Pemindahan ini akibat hancurnya Keraton Kartasura pada peristiwa Geger Pecinan, yang membuat Sunan Pakubuwono II mendirikan keraton baru beserta masjid di Surakarta.

Proses pembangunan dilanjutkan oleh Sunan Pakubuwono III hingga 1768. Hal sama kembali dilakukan Sunan Pakubuwono IV, yang menambahkan mustaka berbentuk paku bumi pada atap masjid.

Antara 1930-1975, tepatnya pada masa pemerintahan Sunan Pakubuwono VII, bangunan Masjid Agung Surakarta disempurnakan kembali.

Saat itu, Sunan mendirikan pawestren (sayap kembar), meluaskan serambi, penggantian mustaka, dan pembangunan pagar tembok.

Pada 1950, Sunan Pakubuwono VII juga mengganti mustaka lama yang telah tersambar petir.

Baca juga: Masjid Sulthoni Wotgaleh: Sejarah, Mitos, dan Sosok Pangeran Purbaya

Bangunan Masjid Agung Surakarta

Masjid Agung Surakarta terdiri atas ruang utama, pawestren, balai pabongan dan yogaswara, serambi, tratag rambut, dan "kuncung" bangunan.

Malam Selikuran di Masjid Agung Surakarta.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Malam Selikuran di Masjid Agung Surakarta.
Di sekitar masjid juga terdapat bangunan pendukung berupa gapura, pagar, menara, tugu jam, sekolah Mambaul Ulum, dan Gedang Slirang.

Mambaul Ulum digunakan untuk kegiatan belajar mengajar agama, sementara Gedang Slirang digunakan sebagai tempat tinggal abdi dalem atau marbot masjid.

Baca juga: Masjid Gedhe Kauman, Wujud Harmonisasi Budaya dan Agama

Di dalam Masjid Agung Surakarta terdapat ruang mihrab yang berbentuk relung setengah lingkaran yang arsitekturnya mirip seperti masjid yang ada di Arab.

Selain itu, di ruang utama masjid terdapat mimbar berbentuk persegi panjang dari kayu jati, yang biasa digunakan katib saat berkhotbah.

Karena Masjid Agung Surakarta dibuat oleh bangsawan keraton, masjid ini memiliki fasilitas khusus untuk raja dan keluarganya.

Masjid Agung Surakarta memiliki maksura atau tempat transit yang berada di sisi barat bangunan utama masjid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com