Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fungsi Ragam Hias yang Diciptakan Manusia Purba

Kompas.com - 11/10/2022, 16:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ragam hias atau disebut juga ornamen adalah komponen produk seni yang berfungsi sebagai hiasan.

Ragam hias ternyata sudah ada sejak zaman prasejarah yang diciptakan oleh manusia purba.

Fungsi ragam hias yang diciptakan manusia purba adalah sebagai spiritualitas.

Sebab, ragam hias mengandung nilai simbolik yang masih berhubungan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan sang pembuat sehingga bangunan yang diberi ragam hias akan memiliki arti lebih bermakna.

Baca juga: Seni Lukis pada Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut

Fungsi

Ragam hias yang diciptakan manusia purba dapat ditemukan pada dinding-dinding gua, tulang, tembikar, dan logam.

Salah satu bentuk seni yang berkembang pada masa prasejarah adalah ragam hias.

Ragam hias tidak hanya berkembang di Indonesia, tetapi juga di negara-negara di wilayah Asia Tenggara lainnya.

Dalam kehidupan masyarakat, khususnya manusia purba, ragam hias tidak hanya berfungsi sebagai elemen penghias, seperti perkakas, peralatan, perabotan, dan arsitektur, tetapi juga sebagai fungsi sakral, simbolik, dan sosial.

Ada banyak artefak yang merupakan peninggalan masa lampau yang diberi hiasan untuk mempercantik artefak tersebut.

Dalam konteks tersebut, ragam hias berfungsi sebagai instrumen untuk memperindah sebuah objek.

Namun, di sisi lain, ragam hias juga digunakan sebagai penanda atau simbol tertentu.

Ragam hias yang diciptakan manusia purba berfungsi sebagai representasi berkaitan dengan ritual keagamaan atau spriritualitas.

Secara garis besar, fungsi ragam hias dibagi ke dalam dua kelompok, yaitu fungsi sakral dan fungsi sekuler (estetis).

Fungsi sakral adalah ragam hias yang mencakup fungsi magis dan fungsi simbolis.

Adapun fungsi sekuler mencakup elemen estetik dan artistik untuk memperindah suatu objek tertentu.

Baca juga: Mengapa Sejarah Dapat Dikatakan sebagai Seni?

Bentuk ragam hias

Secara garis besar, bentuk ragam hias terbagi ke dalam empat kelompok, sebagai berikut:

Motif geometris

Motif ragam hias geometris merupakan ragam hias tertua yang ditemukan pada masa prasejarah.

Biasanya, motif ragam hias geometris disebut juga sebagai ragam hias ilmu ukur, karena pada pembuatan motif-motifnya membutuhkan elemen-elemen geometris, seperti garis lurus, lengkung, segitiga, dan sebagainya.

Ragam hias geometris ini dapat ditemukan pada benda-benda peninggalan prasejarah seperti gerabah, nekara, perhiasan, dan anyaman bambu.

Baca juga: Nekara: Fungsi dan Jenisnya

Motif tumbuh-tumbuhan

Selanjutnya adalah ragam hias motif tumbuh-tumbuhan yang banyak digunakan dalam menghias bangunan-bangunan suci pada agama Hindu.

Dalam agama Hindu, tumbuh-tumbuhan melambangkan kesuburan, sedangkan dalam agama Buddha menggambarkan pohon suci.

Umumnya, ragam hias motif tumbuh-tumbuhan bertujuan untuk melukiskan keindahan alam dan dihubungkan pada fungsi religius dan fungsi keindahan.

Ragam hias motif tumbuh-tumbuhan ini dapat ditemukan pada dinding-dinding candi, ukiran kayu, pahatan logam seperti emas dan perak.

Baca juga: Mochtar Apin, Tokoh Aliran Seni Lukis Kubisme Indonesia

Motif makhluk hidup

Ragam hias motif makhluk hidup terdiri dari motif binatang dan manusia.

Untuk membentuk ragam hias yang menggunakan binatang sebagai elemennya, maka dapat dilakukan dengan cara meniru, menggayakan, mendistorikan, atau mendeformasikan ke seluruh atau sebagian organ tubuhnya.

Adapun beberapa alasan penggunaan binatang sebagai ragam hias karena dianggap keramat dan peranannya dalam kehidupan.

Motif hias dekoratif

Terakhir adalah ragam hias dengan motif dekoratif, yang di mana tidak menggunakan unsur alam atau pun geometris.

Ragam hias dekoratif lebih mengusung bentuk-bentuk yang sangat berbeda dari motif hias geometris dan unsur alam, seperti bentuk distorsi.

 

Referensi:

  • Budiwiyanto, Joko. (2007). Bentuk dan Fungsi Ragam Hias Pada Pendapa Sasana Sewaka di Keraton Kasunanan Surakarta. Jurnal Ilmu dan Seni. Vol. 5, No. 1 Juli 2007. ISI Yogyakarta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com