Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Weltevreden, Tempat Pelesir Orang Gedongan Tempo Doeloe

Kompas.com - 10/10/2022, 09:30 WIB
Josephus Primus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Weltevreden adalah tempat pelesir orang gedongan tempo doeloe saat Jakarta masih bernama Batavia.

Sumber literatur laman resmi Badan Perencanaan Kotamadya Jakarta Pusat rilisan 2005 memberikan informasi bahwa ada kebutuhan untuk pengembangan wilayah baru di Batavia.

Tahunnya, di sekitaran 1628 hingga 1800.

Batavia, yang kini disebut sebagai Kota Tua, wilayah Stasiun Jakarta Kota, sudah makin ramai sebagai kota bisnis.

Baca juga: Kompleks Jalan Pasar Baru Jakarta Ditetapkan Jadi Kawasan Cagar Budaya, Ini Alasannya

Kota itu menjadi penuh sesak oleh manusia sehingga meninggalkan kondisi kekumuhan.

Orang-orang, terlebih warga Belanda di Batavia menjadi gampang stres di tengah kebisingan dan kehidupan di dalam dan di luar benteng.

Jalur sepeda di Kota Tua.DOK. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta. Jalur sepeda di Kota Tua.

Orang-orang Belanda, waktu itu, kebanyakan duduk sebagai orang kaya karena jabatan atau bisnis mereka.

Mereka mendapat julukan "Orang Gedongan" karena tinggal di rumah-rumah yang besar, dan kebanyakan bertingkat.

Pelesir

Gedung Kesenian JakartaShutterstock Gedung Kesenian Jakarta

Pemerintahan VOC kala itu memberikan sebidang tanah kepada Anthonij Paviljoun.

Sebidang tanah itu terletak di kawasan yang saat ini disebut sebagai Jalan Haji Samanhudi.

Posisinya sekitar 10 kilometer ke arah selatan Batavia.

Wilayah yang cakupannya hingga, Pasar Baru, Lapangan Banteng, Gedung PT Pos Indonesia, hingga Harmoni, sekarang, adalah wilayah rawa dan hutan.

Sudah barang tentu, masih banyak tumbuhan dan pohon besar di situ.

ILLUSTRASI - Barongsai beraksi dalam Festival Passer Baroe, Jakarta, Jumat (24/6/2011). Acara yang diselenggarakan untuk memeriahkan HUT Ke-484 Kota Jakarta ini memberi potongan harga bagi pengunjung yang berbelanja di Pasar Baru, Jakarta.KONTAN/FRANSISKUS SIMBOLON ILLUSTRASI - Barongsai beraksi dalam Festival Passer Baroe, Jakarta, Jumat (24/6/2011). Acara yang diselenggarakan untuk memeriahkan HUT Ke-484 Kota Jakarta ini memberi potongan harga bagi pengunjung yang berbelanja di Pasar Baru, Jakarta.

Hawa di kawasan itu masih sejuk ketimbang Batavia.

Di tangan pemilik kedua, Cornelis Chastelein, pada sekitar 1693, wilayah bekas milik Antonij Paviljoun kemudian ditata menjadi kawasan pelesir bagi orang gedongan Batavia.

Chastelein, anggota Dewan Hindia Belanda, adalah tuan tanah yang mulia.

Ia memerdekakan para budaknya.

Museum Nasional atau lebih dikenal dengan Museum Gajah di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.KOMPAS.com/ZICO NURRASHID Museum Nasional atau lebih dikenal dengan Museum Gajah di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

Budak-budak itulah yang pada kemudian hari menjadi agen pengembangan wilayah Batavia meluas.

Cornelis Chastelein yang juga penguasa tanah di kawasan Jatinegara, kini, membangun vila-vila peristirahatan dan tempat wisata di Weltevreden.

Adalah Gubernur Jenderal VOC Daendels yang memberikan apresiasi pada pengembangan di Weltevreden.

Interior gedung Pos Bloc di Pasar Baru, Jakarta PusatKompas.com/Aisyah Sekar Ayu Maharani Interior gedung Pos Bloc di Pasar Baru, Jakarta Pusat

Weltevreden adalah nama yang diberikan Cornelis Chastelein untuk arti "yang memuaskan" atau "tempat yang indah".

Saat ini, bekas wilayah Weltevreden meliputi Jalan Haji Samanhudi, Jalan Pos, Pasar Baru, Harmoni, Lapangan Banteng, hingga Gedung Museum Gajah di Medan Merdeka Barat, Istana Merdeka di Jalan Medan Merdeka Utara, serta Stasiun Gambir hingga kawasan Monas, termasuk Jalan Prapatan dan Kebon Sirih.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com