Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Proses Manusia Purba Menyebar ke Dalam Kepulauan Indonesia

Kompas.com - 13/09/2022, 16:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Terdapat beberapa pendapat berbeda mengenai asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia.

Ada yang menyebutkan berasal dari Yunnan, China Selatan, ada juga yang mengatakan bahwa penduduk asli Kepulauan Indonesia adalah ras berkulit gelap dan bertubuh kecil.

Proses penyebaran ini sudah terjadi sejak zaman prasejarah atau era manusia purba, baik yang menyebar hingga ke Indonesia bahkan ke luar Pulau Indonesia.

Lalu, bagaimana proses manusia purba menyebar ke dalam kepulauan Indonesia?

Baca juga: Dua Cara Mengetahui Kehidupan Manusia Purba di Indonesia

Pada zaman es

Salah satu cara manusia purba masuk ke dalam Kepulauan Indonesia adalah dengan menggunakan wilayah daratan yang terbentuk ketika permukaan air laut sedang turun pada Zaman Es.

Pada zaman Es, pulau-pulau di barat garis Wallace (Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan pulau di antaranya) bersatu dengan benua Asia ketika permukaan air laut turun.

Kemudian terbentuk daratan yang disebut oleh para ahli sebagai Sundaland atau Dataran Sunda.

Wilayah Sundaland ini konon ada sekitar 2,5 juta tahun hingga 10.000 tahun yang lalu.

Sundaland ketika masih menjadi satu kesatuan dengan Asia Tenggara merupakan habitat dari salah satu jenis manusia tertua di muka bumi, yakni Homo Erectus atau Pithecanthropus Erectus.

Mereka hidup sejak 500.000 tahun yang lalu dengan cara berburu dan meramu.

Menurunnya permukaan air laut disebabkan oleh banyaknya air yang tersimpan sebagai es di kutub bumi.

Setelah air turun, terbentuk sebuah daratan yang memungkinkan bagi para manusia purba menyebrang ke berbagai wilayah, termasuk Indonesia.

Baca juga: Apa Bukti Manusia Purba Pernah Bertempat Tinggal di Tepi Pantai?

Membentuk rakit sederhana

Selain melalui daratan, manusia purba juga diduga mampu membentuk atau menggunakan rakit sederhana yang terbuat dari bambu.

Dengan rakit inilah para manusia purba mampu menyebrang selat-selat di antara pulau-pulau yang ada di Indonesia.

Sebab, leluhur Homo Floresiensis menyebrang menggunakan rakit sederhana karena pada zaman Es, Pulau Flores tetap terpisah walaupun ada penurunan permukaan air laut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com