Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elizabeth I, Sang Ratu Perawan

Kompas.com - 12/09/2022, 16:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber ,Britannica

Hubungan itu dirumorkan terjalin setelah Robert menikah, sehingga Elizabeth I disebut telah menjadi selingkuhannya.

Akan tetapi, sampai saat ini, bukti perselingkuhan Robert dan Elizabeth I tidak pernah terbukti.

Baca juga: Edward VIII, Raja Inggris yang Turun Takhta demi Cinta

Masa pemerintahan

Semasa pemerintahannya, Ratu Elizabeth I dipandang telah memajukan Kerajaan Inggris.

Salah satu tindakan pertamanya sebagai seorang ratu adalah mendirikan kembali gereja Protestan Inggris yang saat ini dikenal sebagai Gereja Inggris.

Ketika memimpin, Ratu Elizabeth I juga dikenal lebih moderat dibanding ayah dan saudara tiri laki-lakinya.

Salah satu semboyan yang dicanangkan oleh Ratu Elizabeth I ialah video et taceo, yang berarti saya melihat dan tidak mengatakan apa-apa.

Maksudnya, ia cenderung toleran dan tidak mengambil tindakan keji apabila ada yang berbeda dengannya.

Selama Ratu Elizabeth I berkuasa, banyak lika-liku yang harus ia hadapi.

Mulai dari adanya upaya penggulingan kekuasaan hingga berbagai perang.

Kendati begitu, selama sekitar 40 tahun berkuasa, Ratu Elizabeth I berhasil membuat kondisi Inggris tetap stabil dan membentuk identitas nasional.

Baca juga: Camilla, Permaisuri Raja Charles III

Wafat

Sekitar Maret 1603, kondisi kesehatan Ratu Elizabeth I mulai menurun.

Ia kemudian dinyatakan meninggal dunia pada 24 Maret 1603, di usia 69 tahun.

Malam harinya, peti mati Elizabeth I dibawa ke Istana Whitehall, Inggris, dengan menggunakan kapal.

Pada prosesi pemakaman yang dilaksanakan pada 28 April 1603, peti mati Elizabeth I dibawa ke Biara Westminster menggunakan kereta jenazah dan dimakamkan di sana.

Kedudukan Ratu Elizabeth I kemudian digantikan oleh James I (1603-1625), anak laki-laki dari Mary Ratu Skotlandia.

 

Referensi:

  • Adams, Simon. (2002). Leicester and the Court: Essays in Elizabethan Politics. Manchester: Manchester University Press.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com