Badan intelijen yang dimiliki negara memiliki jaringan mata-mata yang tersebar sesuai dengan tugasnya.
Pada masa Perang Dunia II, salah satu jaringan mata-mata yang terkenal adalah Cambridge Spies, agen bentukan Soviet yang bekerja di bawah KGB.
Anggotanya terkenal cerdas dan gigih, bahkan tidak ada yang tertangkap meski pada akhirnya kedok mereka terungkap.
Kisah Cambridge Spies bermula pada awal 1930-an, ketika KGB berusaha menembus jaringan intelijen Inggris.
KGB kemudian merekrut empat mahasiswa dari Trinity College di Cambridge University.
Sembari menjalani kehidupan seperti orang kebanyakan hingga mendapat pekerjaan di Kementerian Luar Negeri Inggris dan reporter untuk London Times, mereka dilatih oleh KGB dengan peran masing-masing.
Salah satu dari mereka bahkan pernah mendapatkan gelar kebangsawanan dari Kerajaan Inggris.
Baca juga: Uni Soviet: Sejarah, Ekonomi, dan Pembubaran
Mereka lanjut bertugas pada masa Perang Dingin, dengan membocorkan rencana-rencana rahasia AS dan Inggris kepada Soviet.
Soviet pun tidak pernah ketinggalan informasi, karena Cambridge Spies bahkan memiliki akses ke setiap laporan FBI untuk Inggris.
Identitas para agen Cambridge Spies akhirnya diketahui, yang membuat AS sempat hilang kepercayaan kepada badan intelijen Inggris yang kecolongan selama bertahun-tahun.
Selain Cambridge Spies, berikut jaringan mata-mata yang terkenal pada masa Perang Dunia II.
Baca juga: Bolshevik, Cikal Bakal Partai Komunis Uni Soviet
Kasus spionase yang tidak kalah terkenal pada masa Perang Dingin terjadi di dalam proyek bom atom.
Amerika Serikat mengembangkan bom atom pertama di dunia pada pertengahan 1945 melalui proyek rahasia yang dikenal sebagai Proyek Manhattan.
Proyek ini menyatukan para ilmuwan dari beberapa negara, termasuk ilmuwan Inggris, Kanada, dan Jerman, yang menghasilkan bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki di Jepang pada Agustus 1945.