Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Legenda Tengger, Pengorbanan Anak Roro Anteng dan Joko Seger

Kompas.com - 12/08/2022, 13:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Legenda Tengger merupakan kisah Roro Anteng dan Joko Seger yang risau karena belum memiliki anak.

Mereka kemudian melakukan semedi kepada dewa untuk memohon diberikan keturunan.

Dewa kemudian mengabulkan permintaan pasangan itu dengan syarat anak terakhirnya harus dikorbankan sebagai imbalan.

Baca juga: Legenda Asal-usul Selat Bali

Lalu bagaimana terciptanya Legenda Tengger?

Asal-usul Legenda Tengger

Ratusan tahun yang lalu, pada akhir era kerajaan Majapahit, keadaan sosial masyarakat tidak menentu.

Hal tersebut disebabkan oleh berkembangnya agama Islam yang mulai mempengaruhi masyarakat saat itu.

Di wilayah Majapahit, terdapat perempuan yang bernama Roro Anteng. Roro Anteng ini bersuami seorang brahmana bernama Joko Seger.

Karena pengaruh agama Islam yang mulai berkembang, Roro Anteng dan Joko Seger menyingkir ke Timur di wilayah bernama Tengger.

Mereka merupakan penguasa wilayah Tengger. Akan tetapi, kehidupan suami istri itu tidak bahagia karena belum memiliki keturunan untuk meneruskan takhta di Tengger.

Roro Anteng dan Joko Seger kemudian melakukan semedi di puncak gunung berapi untuk memohon diberikan keturunan.

Doa Roro Anteng dan Joko Seger akhirnya didengarkan oleh para dewa yang berjanji akan memberikan mereka keturunan.

Akan tetapi, para dewa meminta pasangan itu harus mengorbankan anak terakhir mereka sebagai imbalan.

Syarat tersebut disanggupi oleh Roro Anteng dan Joko Seger. Tak lama kemudian, mereka dikaruniai anak pertama yang dinamakan Tumenggung Klewung.

Setelahnya, Roro Anteng dan Joko Seger dikaruniai banyak anak dewa. Jumlah anak mereka bahkan mencapai 25 orang.

Anak terakhir Roro Anteng dan Joko Seger dinamakan Kesuma.

Roro Anteng dan Joko Seger sangat bahagia, tetapi mereka segera teringat akan janji untuk mengorbankan anak terakhir kepada dewa.

Baca juga: Legenda Timor Leste: Persahabatan Anak Lelaki dan Buaya

Mereka berdua menganggap bahwa mengorbankan anaknya merupakan tindakan kejam.

Oleh karena itu, Roro Anteng dan Joko Seger kemudian mengingkari janji dengan tidak mengorbankan anak mereka.

Roro Anteng dan Joko Seger kemudian membawa pergi anak-anak mereka untuk menyelamatkan dari persembahan kepada dewa.

Namun, tiba-tiba meletuslah gunung berapi yang mengerikan dan secara ajaib anak terakhir mereka, Kesuma, tertelan ke dalam perut bumi.

Saat Kesuma ditelan bumi, terdengar suara yang bergema:

"Saudara-saudaraku tercinta. Aku dikorbankan untuk kembali ke Dewa Hyang Widi Wasa untuk menyelamatkan kalian semua. Dan apa yang saya harapkan dalam damai dan hidup sejahtera. Jangan lupa untuk mengatur gotong royong di antara kalian dan menyembah para dewa terus-menerus untuk mengatur upacara persembahan setiap tahun pada tanggal 14 Kasada (bulan kedua belas kalender Tengger) pada bulan purnama. Demi Tuhanmu. Hyang Widi Wasa.”

Setelah mendengar suara tersebut, seluruh saudara Kesuma selalu mengadakan upacara persembahan setiap tahunnya kepada para dewa.

Baca juga: Apa yang Terjadi di Rengasdengklok?

Itulah asal mula terciptanya Legenda Tengger di Jawa Timur.

 

Referensi:

  • Damayanti, Astri. (2010). Kumpulan Legenda Nusantara Favorit. Jakarta: Indria Pustaka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com