Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Ajip Rosidi, Sastrawan dan Budayawan Serba Bisa

Kompas.com - 26/07/2022, 07:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Ajip Rosidi adalah salah satu sastrawan dan budayawan paling produktif yang dimiliki Indonesia.

Selama sekitar lima dekade berkecimpung di dunia sastra, ia banyak menulis cerita pendek (cerpen), sajak, esai, hingga kritik.

Selain itu, Ajip Rosidi tercatat pernah menjabat sebagai redaktur, pemimpin dari perusahaan penerbitan, serta pendiri Yayasan Kebudayaan Rancage, yang bergerak dalam bidang pelestarian dan pengembangan kebudayaan daerah.

Meski tidak pernah tamat sekolah menengah atas, Ajip Rosidi dipercaya sebagai dosen, bahkan menerima Gelar Kehormatan bidang Ilmu Budaya dari Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran (Unpad).

Berikut biografi Ajip Rosidi dan beberapa karyanya.

Baca juga: HB Jassin, Paus Sastra Indonesia

Aktif menulis sejak kecil

Ajip Rosidi lahir di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat, pada 31 Januari 1938.

Ketika berusia dua tahun, orang tuanya berpisah, sehingga ia diasuh oleh nenek dari pihak ibu, kemudian paman dari pihak ayah.

Ajip Rosidi mengawali pendidikan dasarnya di Sekolah Rakyat Jatiwangi. Setelah lulus, ia menempuh pendidikan SMP dan SMA di Jakarta.

Sejak kecil, Ajip gemar membaca karya-karya terjemahan dan panduan menulis. Dari situlah, ia mulai menulis puisi dan cerita pendek (cerpen).

Di usia 12 tahun, cerpennya telah terbit di surat kabar Indonesia Raya. Ketika duduk di bangku SMP, Ajip semakin aktif menulis dan karyanya pun dimuat di berbagai majalah ternama, seperti Mimbar Indonesia, Gelanggang/Siasat, Indonesia, Zenith, Kisah, dan lainnya.

Pada 1955, Ajip Rosidi telah menerbitkan kumpulan cerpen pertamanya bertajuk Tahun-tahun Kematian.

Tidak lama kemudian, ia memutuskan untuk berhenti sekolah dan fokus menulis.

Baca juga: Iwan Simatupang, Pendobrak Sastra Konvensional

Seorang sastrawan serba bisa

Ajip Rosidi aktif menulis puisi, cerita pendek (cerpen), novel, drama, terjemahan, saduran, kritik, esai, dan buku, baik dalam bahasa Sunda maupun Bahasa Indonesia.

Selain aktif menulis, Ajip Rosidi dipercaya sebagai editor dan redaktur beberapa majalah sejak masih SMP.

Ia tercatat pernah menjadi editor majalah Soeloeh Peladjar (1953-1955), redaktur majalah Prosa (1955), dan redaktur Budaya Jaya (1968-1979).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com