KOMPAS.com - Banta Berensyah merupakan cerita rakyat yang berkembang di wilayah Aceh.
Konon, di sebuah perkampungan terpencil di Aceh, hiduplah seorang janda bersama anak lelakinya yang bernama Banta Berensyah.
Mereka berdua hidup di sebuah rumah kecil yang sangat sederhana. Sehari-hari mereka bekerja sebagai pengumpul sekam untuk bertahan hidup.
Sebenarnya Banta Berensyah punya paman bernama Jakub di kampung sebelah yang cukup kaya.
Namun, saudaranya itu terkenal kikir dan tak terlalu perhatian terhadap kehidupan Banta dan ibunya.
Suatu hari, raja mengadakan sayembara. Raja tersebut memiliki seorang putri yang sangat cantik.
Putri tersebut bernama Putri Terus Mata. Sang putri sangat ingin baju yang terbuat dari emas dan suasa atau campuran emas dan tembaga.
Sang raja pun mengumumkan bahwa laki-laki mana pun yang bisa mendapatkan baju tersebut, akan dinikahkan dengan Putri Terus Mata.
Banta Berensyah pun ikut mencoba peruntungannya dengan pergi mencari baju yang diinginkan oleh putri raja tersebut.
Baca juga: Cerita Rakyat Legenda Kerajaan Cahlang
Setelah bersiap-siap, Banta kemudian pamit kepada ibunya. Sang ibu tak lupa membekali Banta dengan daun talas dan seruling.
Ia pergi ke pulau seberang dengan menumpang kapal milik pamannya, Jakub. Namun di tengah perjalanan, kapal tersebut berbeda dengan arah yang dituju oleh Banta.
Banta kemudian turun dan melanjutkan perjalanan ke pulau sebrang dengan daun talas bekal dari ibunya.
Beruntung, daun talas dapat menahan berat badannya dan sampai di Pulau Sebrang. Banta kemudian langsung mencari tukang kain.
Lama ia keliling mencari tukang kain yang sanggup membuat baju impian tuan putri. Hingga puluhan tukang kain, Banta tidak juga menemukannya.
Ketika mulai putus asa, ia kemudian menemukan tukang kain yang sanggup membuat baju dari emas dan suasa.