Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putri Pucuk Gelumpang, Kisah Anak yang Hendak Dibunuh Ayahnya

Kompas.com - 23/07/2022, 12:00 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Putri Pucuk Gelumpang adalah sebuah cerita rakat yang dikenal oleh masyarakat di Aceh.

Kisah ini menceritakan seorang putri yang tidak diinginkan oleh ayahnya. Sang ayah berniat membunuh anak perempuannya karena hasutan dari kedua temannya.

Kelahiran Putri Pucuk Gelumpang

Dahulu kala di Aceh, hidup seorang bangsawan bersama istrinya yang tengah mengandung.

Si bangsawan ini memiliki dua teman yang sama-sama dari golongan bangsawan. Mereka adalah Lesamana dan Pedanelam.

Lesamana dan Pedanelam bukan teman yang baik. Keduanya menghasut si bangsawan agar hanya menerima anak laki-laki saja. Jika anak yang lahir perempuan, menurut mereka hendaknya dibunuh dan dagingnya dijadikan gulai untuk dimakan.

Ketika usia kandungan si istri bangsawan berusia tujuh bulan, sang suami pergi merantau ke Pulau Pinang.

Sebelum berangkat ia berpesan apabila anaknya lak-laki disuruhnya membunyikan rantai perak. Apabila perempuan maka disuruh membunyikan rantai tembaga.

Jika isyarat itu dibunyikan, maka si suami akan segera pulang dari Pulau Pinang.

Setelah tiba waktunya melahirkan, ternyata anak yang lahir perempuan. Si istri kemudian bingung. Ia takut jika suaminya tahu yang lahir anak perempuan, akan dibunuh.

Si istri bangsawan kemudian pergi ke hutan dan menyembunyikan anak perempuannya di pohon gelumpang.

Setelah itu, ia pulang dan menyembelih seekor kambing untuk dijadikan gulai. Sementara kepala kambingnya ditanam di sudut perapian rumahnya.

Setelah itu, ia menyembunyikan rantai tembaga. Seketika sang suami pulang didampingi kedua temannya.

Dipaksa pulang

Si suami kemudian menanyakan di mana anaknya. Sang istri mengatakan bahwa sang anak sudah disembelih dan dijadikan gulai.

Setelah itu, mereka semua makan gulai yang sudah disediakan. Namun, siasat si istri ketahuan bahwa itu bukanlah daging anaknya, melainkan daging kambing.

Mengetahui hal itu, sang suami meminta si istri mengambil anaknya yang disembunyikan. Apabila tidak, maka sang suami akan membunuhnya.

Si istri kemudian pergi mengambil anaknya, namun begitu sampai, sang anak perempuan tidak mau pulang.

Si anak mengatakan bahwa ia belum bisa pulang karena sedang menanam kapas. Si istri bangsawan kemudian pulang.

Mengetahui bahwa anak perempuannya tak dibawa pulang, sang suami mengancamnya lagi.

Si istri kemudian kembali ke hutan untuk membawa pulang anaknya, namun, anaknya tak juga mau pulang.

Hingga beberapa kali dijembut sang ibu, si anak perempuan tersebut tak juga mau pulang.

Hingga akhirnya ia dijemput paksa oleh ayahnya. Ketika akan turun, disediakanlah tangga yang berasal dari pedang.

Namun, ketika turun melalui tangga tersebut, si anak perempuan tak terluka sedikit pun. Setelah itu si anak perempuan dibawa pulang ke rumah.

Dibunuh di sebelah pohon pisang

Si bangsawan sudah sangat ingin membunuh anak perempuannya tersebut.

Ketika sedang santai, si anak perempuan mengatakan kepada ayahnya bahwa jika ingin membunuhnya, ia memohon untuk menanam pohon pisang di sebelah kirinya.

Si ayah anak perempuan tersebut kemudian mengabulkan permintaannya. Setelah itu, ia bersiap-siap untuk membunuh anak perempuannya.

Ketika akan menebas, si anak meminta sang ayah untuk memejamkan matanya. Secepat kilat ia menebas, namun si anak perempuan meloncat ke semak.

Baju yang dipakai sang ayah tersangkut di pedang. Sesaat sang ayah memandang baju tersebut. Baju itu ditenun oleh putri yang akan dibunuhnya.

Seketika ia sadar bahwa anak yang tak diinginkannya itu mencintainya. 

Ia kemudian marah kepada kedua temannya yang suka menghasutnya dan membunuhnya dengan pedang.

Setelah itu, si anak perempuan hidup bersama ibunya dengan aman dan tenteram. Gadis tersebut diberi nama Putri Pucuk Gelumpang.

 

Referensi:

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com