Oleh karena itu, Belanda berusaha mendekati Depati Parbo dengan mengajaknya berunding.
Pada tahun 1903, Belanda berhasil mendekati Depati Parbo dalam sebuah perundingan.
Namun perundingan tersebut ternyata hanyalah siasat Belanda untuk menangkap Depati Parbo.
Setelah berhasil menangkap Depati Parbo, Belanda kemudian mengasingkannya ke Ternate, Maluku Utara.
Namun setelah Kerinci aman dan dikuasai Belanda, banyak para tokoh desa yang ingin Depati Parbo dipulangkan.
Hal itu disebabkan oleh usia Depati Parbo yang sangat tua renta.
Belanda kemudian memulangkan Depati Parbo ke Kerinci pada tahun 1927 setelah 25 tahun di pengasingan. Depati Parbo kemudian menetap di kampung halamannya di dusun Lolo Kecil.
Meski telah dipulangkan ke kampung halamanya, Depati Parbo masih diawasi setiap pergerakannya.
Pada tahun 1929 Panglima Perang Kerinci Depati Parbo menghembuskan nafas terakhir dalam usia 89 tahun.
Depati Parbo dimakamkan di sebuah pemakaman keluarga Dusun Lolo Kecamatan Gunung Raya.
Referensi: