Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Lahirnya Ilmu Sosiologi

Kompas.com - 19/07/2022, 07:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

KOMPAS.com - Istilah sosiologi berasal dari kata socius (bahasa Latin) yang artinya kawan, dan logos (bahasa Yunani) yang berarti berbicara atau kata.

Dengan demikian, ilmu sosiologi dapat diartikan sebagai ilmu yang berbicara mengenai masyarakat.

Pemikiran mengenai sosiologi sebenarnya sudah dipelopori oleh para ilmuwan Yunani Kuno.

Namun, sosiologi sebagai disiplin ilmu yang mempelajari tentang masyarakat baru lahir di Eropa pada abad ke-19.

Pemicu lahirnya ilmu sosiologi adalah peristiwa Revolusi Industri di Inggris dan Revolusi Sosial di Perancis.

Lantas, bagaimana perubahan sosial pasca-Revolusi Perancis dan Revolusi Industri dapat melahirkan sosiologi?

Baca juga: Hubungan Revolusi Industri dan Imperialisme Modern

Lahirnya ilmu sosiologi

Sosiologi awalnya menjadi bagian dari filsafat sosial yang membahas tentang masyarakat.

Namun saat itu, pembahasan mengenai masyarakat hanya berkisar pada hal-hal yang menarik perhatian umum, seperti perang, konflik sosial, dan kekuasaan dalam kelas-kelas penguasa.

Dalam perkembangannya, pembahasan mengenai masyarakat meningkat pada cakupan yang lebih mendalam dan mulai menyangkut susunan kehidupan yang diharapkan serta norma yang harus ditaati.

Sejak saat itu, berkembanglah satu kajian baru tentang masyarakat yang disebut sosiologi. Eropa menjadi titik awal lahirnya disiplin ilmu sosiologi.

Sosiologi modern berakar pada karya para pemikir Abad Pencerahahan, atau sekitar abad ke-17.

Hal ini sebagai dampak Revolusi Industri, yang memicu lahirnya beberapa penemuan di bidang ilmu dan teknologi.

Revolusi Industri mengakibatkan pergeseran nilai dan norma sosial di tengah masyarakat. Untuk mengantisipasi gejolak tersebut, maka dibutuhkan seperangkat ilmu.

Baca juga: Biografi Emile Durkheim, Bapak Sosiologi Modern

Ilmu sosiologi kemudian lahir dan tampil sebagai pisau analisis untuk membedah persoalan tersebut.

Menurut Berger dan Berger, sosiologi berkembang menjadi ilmu yang berdiri sendiri karena adanya ancaman terhadap tatanan sosial yang sebelumnya dianggap benar.

L. Laeyendecker mengindentifikasikan ancaman tersebut meliputi:

  • Terjadinya peristiwa Revolusi Industri dan Revolusi Perancis
  • Tumbuhnya kapitalisme pada akhir abad ke-15
  • Perubahan sosial dan politik
  • Perubahan akibat reformasi yang dilakukan Martin Luther
  • Meningkatnya individualisme
  • Lahirnya ilmu pengetahuan modern
  • Berkembangnya kepercayaan pada diri sendiri

Menurut Laeyendecker, ancaman-ancaman tersebut memicu perubahan jangka panjang yang mengguncang masyarakat Eropa.

Baca juga: Revolusi Industri: Latar Belakang, Jenis Industri, dan Dampak

Auguste Comte melihat perubahan tersebut mengakibatkan dampak positif dan negatif.

Dampak positif seperti berkembangnya demokratisasi dalam masyarakat, sedangkan dampak negatifnya adalah terjadinya konflik antarkelas.

Comte memberi contoh pada keadaan masyarakat Perancis abad ke-19, setelah pecahnya Revolusi Perancis, yang mengalami konflik antarkelas.

Masih menurut Comte, hal itu terjadi karena masyarakat tidak mengetahui cara mengatasi perubahan akibat revolusi dan hukum yang digunakan untuk mengatur tatanan sosial masyarakat.

Contoh lain yang disebut Comte adalah bahwa Revolusi Industri di Inggris telah menyebabkan perkembangan ekonomi tidak merata antara pusat dan daerah.

Kesejahteraan masyarakat di pusat industri meningkat, sedangkan mereka yang jauh di daerah tetap dalam kondisi kekurangan.

Comte pun berpikir bagaimana kesenjangan tersebut dapat diminimalisir dan ditiadakan.

Baca juga: Penjara Bastille, Sasaran Pertama Revolusi Perancis

Oleh karena itu, Comte sampai pada pemikiran bahwa semua penelitian tentang masyarakat dijadikan ilmu yang berdiri sendiri agar perkembangan yang ada dapat diarahkan menuju hal yang lebih baik.

Meski belum berhasil mengembangkan hukum sosial tersebut menjadi ilmu, Comte telah memberi istilah bagi ilmu yang akan lahir dengan istilah sosiologi.

Istilah sosiologi pertama kali dipakai Comte dalam bukunya, Positive Philosophy, yang terbit pada 1838.

Dalam buku tersebut, Comte menyebut bahwa ilmu yang bertugas mempelajari perkembangan masyarakat dan dampak yang ditimbulkan oleh perubahan sosial adalah sosiologi.

Itulah mengapa, Auguste Comte dikenal sebagai Bapak Sosiologi.

Istilah sosiologi kemudian dipopulerkan oleh Herbert Spencer dalam bukunya, Principles of Sociology.

Sosiologi kemudian berkembang menjadi sebuah ilmu setelah Emile Durkheim mengembangkan metodologi sosiologi melalui bukunya, Rules of Sociological Method.

Baca juga: Biografi dan Pemikiran Auguste Comte, Bapak Sosiologi

Hal ini membuat Emile Durkheim dijuluki sebagai Bapak Sosiologi Modern.

Sosiologi kemudian berkembang pesat di dunia, termasuk di Indonesia, setelah buku Herbert Spencer terbit.

Perkembangan ilmu sosiologi tidak terlepas dari peran sejumlah tokoh. Berikut ini beberapa tokoh sosiologi.

  • Auguste Comte
  • Herbert Spencer
  • Emile Durkheim
  • Peter L Berger
  • Max Weber

 

Referensi:

  • Syukurman (2020). Sosiologi Pendidikan: Memahami Pendidikan dari Aspek Multikulturalisme Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com