Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Van Lith, Pejuang Pendidikan di Pulau Jawa

Kompas.com - 18/07/2022, 10:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Salah satu tokoh Belanda yang diterima dengan baik oleh masyarakat Jawa adalah Frans Van Lith.

Van Lith adalah seorang imam Jesuit yang pertama kali membaptis orang Jawa saat ia berada di Sendangsono, Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada 1904.

Semasa hidup, Van Lith mengabdikan dirinya untuk memajukan pendidikan di Pulau Jawa, salah satunya di Muntilan, Jawa Tengah.

Bukti perjuangan pendidikan yang dilakukan Van Lith dapat dilihat dari pendirian sekolah yang sekarang dikenal dengan nama SMA Pangudi Luhur Van Lith di Muntilan, Jawa Tengah, pada 1904.

Dulunya, sekolah ini sempat digunakan untuk mendidik para calon guru Sekolah Dasar (SD) dengan sistem asrama, tetapi saat ini sekolah tersebut difungsikan untuk mendidik para pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA).

Baca juga: Reformasi Protestan, Pecahnya Agama Kristen Menjadi Beberapa Aliran

Awal kehidupan

Pria yang bernama panjang Franciscus Georgius Josephus Van Lith lahir di Oirschot, Belanda, pada 17 Mei 1863.

Van Lith berasal dari keluarga yang sederhana. Ayahnya adalah seorang pegawai pengadilan yang bertugas sebagai juru sita dan ibunya bekerja sebagai juru pamong.

Saat usianya baru empat tahun, Van Lith dibawa oleh kedua orangtuanya pindah ke Eindhoven.

Sejak kecil, sang ayah sudah berharap agar kelak Van Lith dapat meneruskan pekerjaan sang ayah sebagai juru sita.

Akan tetapi, Van Lith memiliki panggilan lain. Saat berusia 12 tahun, Van Lith mengatakan bahwa ia ingin menjadi seorang Imam Katolik.

Van Lith tidak tertarik untuk menjadi seorang juru sita, karena baginya pekerjaan tersebut tidak memiliki rasa kemanusiaan.

Keinginan Van Lith sendiri untuk menjadi seorang imam didorong dari buku milik Santo Fransiscus yang ia baca.

Setelah membaca buku itu, Van Lith berkeinginan untuk menjadi seperti Santo Fransiscus yang suci dan selalu mencari kehendak Tuhan atas hidupnya.

Sayangnya, karena keterbatasan ekonomi, kedua orangtua Van Lith tidak bisa membiayai pendidikannya untuk menjadi imam.

Namun, hal ini tidak membuat Van Lith berhenti. Ia memutuskan untuk mengikuti sebuah kursus perguruan.

Selama beberapa waktu, Van Lith terus menempuh pendidikannya di kursus tersebut sebelum akhirnya mendapat bantuan dari keluarga Katolik kaya raya tempat sang ibu bekerja.

Van Lith kemudian bersekolah di sebuah sekolah latin dan berhasil menyelesaikan pendidikannya selama dua tahun yang seharusnya ditempuh selama empat tahun.

Baca juga: Sejarah Masuk dan Berkembangnya Katolik di Indonesia

Van Lith (depan, tiga dari kiri) bersama para pendiri Xaverius College MuntilanNederlandsch-Indie Oud En Nieuw Van Lith (depan, tiga dari kiri) bersama para pendiri Xaverius College Muntilan

Menjadi Imam Katolik

Setelah lulus, Van Lith tertarik untuk menjadi seorang Jesuit, yaitu anggota Serikat Yesus dalam ordo gereja Katolik Roma.

Pada 18 September 1881, Van Lith masuk ke Jesuit di Mariendaal, Grave, Brabant Utara, Belanda.

Van Lith juga sempat bersekolah di Stonyhurst, Inggris, selama tiga tahun untuk mendalami ilmu filsafat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com