Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah dan Asal-usul Purwokerto

Kompas.com - 16/07/2022, 15:13 WIB
Lukman Hadi Subroto,
Tri Indriawati

Tim Redaksi

Sumber Kompasiana

KOMPAS.com - Purwokerto adalah salah satu wilayah yang masuk dalam Provinsi Jawa Tengah.

Purwokerto merupakan ibu kota Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang memiliki total luas wilayah 39,58 kilometer persegi.

Pada awalnya, Purwokerto berstatus Kota Administratif yang memiliki otonomi tersendiri.

Namun, kini Purwokerto dianggap sebagai kota yang tidak otonom karena secara administratif berada di bawah pemerintahan Kabupaten Banyumas.

Terdapat dua versi cerita soal asal-usul nama Purwokerto yang berkembang dan diyakini masyarakat daerah tersebut.

Baca juga: Sejarah dan Asal-usul Karanganyar

Versi pertama

Nama Purwokerto diambil dari peninggalan sejarah berupa batu bernama “Makam Astana Dhuwur Mbah Karta” yang berada di Arcawinangun, Kecamatan Purwokerto Timur.

Batu tersebut diyakini sebagai reruntuhan candi yang dimanfaatkan untuk pembangunan bendungan Sungai Pelus.

Selain itu, masyarakat sekitar meyakini bahwa reruntuhan tersebut merupakan peninggalan Kerajaan Pasiluhur.

Adapun nama Purwakarta diambil dari kata "Karta” pada Mbah Karta dan “Karti” pada Kiai Kartisura.

Nama itu memiliki makna yang dilaksanakan, dibuat, diselenggarakan, sedang berkembang, dan lain sebagainya.

Versi kedua

Cerita lain menyebutkan bahwa asal-usul nama Purwokerto diambil dari dua tempat bersejarah di daerah itu, yakni ibu kota Pasir (Kertawibawa) dan kerajaan di tepi Sungai Serayu (Purwacarita).

Oleh orang-orang pedesaan Banyumas sebelah selatan Sungai Serayu, kata Purwakerta lebih akrab dibaca Puraketa, Praketa, atau Prakerta.

Baca juga: Sejarah dan Asal-usul Purbalingga

Dari situ dijelaskan bahwa penyebutan Purwokerto merupakan suatu kesengajaan untuk membedakan nama dengan daerah Purwakarta yang ada di Jawa Barat.

Sejarah singkat Purwokerto

Adapun berdasarkan sejarahnya, Kota Purwokerto awalnya adalah sebuah kadipaten yang disebut didirikan oleh Adipati Mertadireja II pada 6 Oktober 1832.

Kala itu, pusat pemerintahan Purwokerto ada di desa Peguwon di sekitar Sungai Pelus.

Pada 1 Januari 1836, Kadipaten Purwokerto kemudian digabung dengan Kadipaten Ajibarang. Adapun ibu kota kedua wilayah itu berada di Kota Banyumas.

Pada masa pemerintahan kolonial Belanda sekitar awal abad ke-20, Purwokerto mulai mengalami perubahan tata ruang kota.

Perubahan tata ruang itu digagas oleh seorang arsitek Belanda, Herman Thomas Kartsen.

Herman Thomas Kartsen mendesain tata ruang kota-kota di Jawa Tengah, termasuk Purwokerto, untuk menangani lonjakan penduduk di Pulau Jawa pada masa itu.

Referensi:

  • Herusatoto, Budiono. (2008). Banyumas: Sejarah, Bahasa, Seni, Watak, dan Budaya. Yogyakarta: LKiS.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com