Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situs Trinil, Situs Prasejarah Temuan Eugene Dubois

Kompas.com - 13/05/2022, 13:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Situs Trinil adalah situs prasejarah yang ditemukan pada 1890 oleh salah seorang peneliti manusia purba asal Belanda bernama Eugene Dubois.

Situs ini terletak di Desa Kawu, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Situs Trinil merupakan situs yang penting dalam penemuan fosil manusia purba. Salah satu temuan Eugene Dubois di situs ini adalah fosil Pithecanthropus Erectus.

Baca juga: Eugene Dubois, Penemu Pithecanthropus Erectus

Penemuan Situs Trinil

Situs Trinil merupakan situs tertua di Indonesia yang dihuni oleh manusia purba, tepatnya pada zaman Pleistosen Tengah atau sekitar satu juta tahun yang lalu.

Situs ini terletak di lembah Sungai Bengawan Solo, tepatnya sekitar 13 kilometer dari pusat Kota Ngawi.

Awal mula ditemukannya Situs Trinil adalah ketika Eugene Dubois, yang merupakan ahli paleoantropologi dan geologi berkebangsaan Belanda, datang ke Indonesia untuk melakukan penelitian manusia purba.

Pada akhir 1880-an, ia mencari lokasi yang berpotensi ditemukan fosil-fosil manusia purba, utamanya di dekat sungai dan gua.

Ketika di Sumatera, Dubois mendapat kiriman sebuah fosil tengkorak dari Wajak, Tulung Agung, Jawa Timur.

Setelah itu, ia melanjutkan penelitian di beberapa lokasi di Jawa, salah satunya di Trinil.

Situs Trinil menjadi terkenal ketika ditemukan atap tengkorak dan tulang paha Homo Erectus atau Manusia Jawa pada 1891 oleh Eugene Dubois.

Baca juga: Pithecanthropus Erectus: Penemuan, Ciri-ciri, dan Kontroversi

Dari situs ini, Eugene Dubois juga menemukan fosil manusia purba yang disebut Pithecanthropus Erectus serta berbagai fosil hewan dan tumbuhan purba lainnya.

Inilah temuan yang disebut The Missing Link atau mata rantai yang hilang yang membuat Situs Trinil terkenal ke seluruh dunia.

Ciri-ciri Pithecanthropus Erectus yang ditemukan Dubois di Trinil, Jawa Timur, yaitu:

  • Berbadan tegap
  • Berjalan tegak
  • Tinggi badan sekitar 165-170 cm
  • Volume otak sekitar 900 cc
  • Makanannya masih diolah secara sederhana
  • Diperkirakan hidup antara 700.000 hingga satu juta tahun lalu

Baca juga: Mengapa Pithecanthropus Erectus Disebut The Missing Link?

Dijadikan museum

Saat ini, Situs Trinil telah dijadikan sebagai sebuah museum pendidikan, penelitian, sekaligus sebagai tempat wisata.

Museum Trinil didirikan atas prakarsa Profesor Teuku Jacob, seorang ahli antropologi ragawi dari Universitas Gadjah Mada.

Museum ini dikelola oleh pemerintah daerah, Departemen Pendidikan Nasional, serta Dinas Suaka Peninggalan Purbakala Trowulan.

Di dalam Museum Trinil, terdapat banyak koleksi dari zaman Pleistosen Tengah, yang hidup sekitar satu juta tahun yang lalu.

Adapun koleksi Museum Trinil yaitu fosil Pithecanthropus Erectus dan berbagai fosil hewan dari zaman purba, seperti gajah, kerbau, badak, kerang, dan berbagai tumbuhan lain yang berasal dari Situs Trinil.

 

Referensi: 

  • Trimaryanto, Aldriyanto. (2019). Manusia Purba di Indonesia. Yogyakarta: Sentra Edukasi Media.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com