Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kontingen Garuda, Pasukan Perdamaian Indonesia

Kompas.com - 12/04/2022, 12:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kontingen Garuda adalah pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di negara lain.

Indonesia mulai turut serta mengirim pasukannya sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian PBB sejak 1957 hingga sekarang.

Dasar utama dari pengiriman Kontingen Garuda ke daerah konflik adalah Indonesia ikut serta dalam menjaga perdamaian dunia.

Pasukan Kontingen Garuda dibentuk berdasarkan proses seleksi para prajurit dari berbagai kesatuan di TNI.

Baca juga: Serangan Udara Pertama TNI AU ke Markas Belanda

Sejarah pembentukan

Lahirnya Kontingen Garuda atau disingkat KONGA, dilatarbelakangi oleh peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Setelah Indonesia merdeka, Mesir mengadakan sidang menteri luar negeri bersama negara-negara Liga Arab pada 18 November 1946.

Dalam sidang tersebut, mereka menyatakan resolusi tentang pengakuan kemerdekaan atas Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat penuh.

Untuk menyampaikan pengakuan kemerdekaan ini, Sekretaris Jenderal Liga Arab, Abdurrahman Azzam Pasya, mengutus Konsul Jenderal Mesir di India, Mohammad Abdul Mun'im, untuk berangkat ke Indonesia.

Kedatangan mereka disambut baik oleh Presiden Soekarno dan Mohammad Hatta pada 15 Maret 1947 di Yogyakarta.

Hubungan baik di antara kedua negara pun berlanjut dengan dibukanya Perwakilan RI di Mesir.

Baca juga: Pengakuan Kemerdekaan Indonesia oleh Mesir

Perwakilan ini dibentuk untuk merangkap misi diplomatik bagi seluruh negara Liga Arab.

Mesir sendiri sudah mendukung Indonesia sejak persengketaan antara Indonesia-Belanda berlangsung.

Untuk membalas kebaikan mereka, Presiden Soekarno melakukan kunjungan ke Mesir dan Arab Saudi pada 1956.

Pada 1956, Majelis Umum PBB memutuskan untuk menarik mundur pasukan Inggris, Perancis, dan Israel dari wilayah Mesir.

Setelah itu, PBB membentuk United Nations Emergency Force (UNEF) atau Pasukan Darurat Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengakhiri Krisis Suez pada 7 November 1956.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com