KOMPAS.com - Fasisme adalah sebuah ideologi negara yang berprinsip pada mutlaknya kepemimpinan tanpa pengecualian.
Ideologi ini selalu membayangkan adanya musuh, sehingga pemimpin negara dan militer diwajibkan kuat guna menjaga kedaulatan negara.
Dalam praktiknya, fasis termasuk dalam suatu ideologi yang radikal nasionalis dan otoriter dalam bidang politik.
Ideologi fasis ini berkembang setelah Perang Dunia I berakhir. Adapun contoh negara fasis adalah Jerman, Italia, dan Jepang.
Lalu, mengapa fasisme muncul di Jerman dan Italia serta Jepang?
Baca juga: Benito Mussolini, Diktator Fasis Italia yang Berakhir Tragis
Negara yang kalah dalam Perang Dunia I, seperti Jerman dan Italia mengalami keterpurukan ekonomi.
Sehingga Jerman dan Italia membangun kembali negara dengan kepemimpinan yang otoriter atau mutlak.
Kemunculan fasis di Jerman ditandai dengan berdirinya Partai Buruh (Deutsche Arbeiter Partij) oleh Adolf Hitler di Kota Munich.
Partai Buruh tersebut kemudian berkembang pesat menjadi National Sozialistiche Deutsche Arbeiter Partij atau dikenal sebagai NAZI.
Ideologi partai ini menganut chauvinisme atau menganggap dirinya lebih unggul daripada ras lain.
Berikut adalah faktor munculnya paham fasisme di Jerman:
Baca juga: Kerugian yang Diderita Jerman Akibat Perjanjian Versailles
Kemenangan NAZI di pemilu 1930 menjadikan Adolf Hitler Kanselir Jerman. Hitler memiliki ambisi untuk membawa kembali kejayaan Jerman.
Untuk merealisasikan ambisinya tersebut, Hitler membuat beberapa langkah, seperti:
Langkah-langkah yang dilakukan Hitler ini mengalami keberhasilan dan menumbuhkan rasa percaya diri.
Selain itu NAZI juga menerapkan politik Libensraum atau gerakan politik dengan cara menguasai daerah seluas mungkin.
Baca juga: Partai Nazi: Berdirinya, Kepemimpinan Adolf Hitler, dan Pembubaran
Paham fasis di Italia dipimpin oleh Benito Mussolini, yang mendirikan partai Fascis Italiani.
Sama seperti di Jerman, kemunculan fasisme di Italia disebabkan oleh krisis ekonomi dan politik.
Pada 1922, partai Fascis Italiani berhasil memenangkan pemilu hingga membawa Mussolini menjadi Perdana Menteri.
Dalam perkembangannya, Mussolini melakukan kudeta terhadap raja dan mengukuhkan dirinya sebagai Il Duce atau sang pemimpin.
Mussolini kemudian melakukan beberapa gebrakan guna mengembalikan kejayaan Italia. Berikut adalah langkah yang dilakukan oleh Mussolini:
Baca juga: Giuseppe Garibaldi, Pahlawan Revolusi yang Menyatukan Italia
Latar belakang lahirnya fasisme di Jepang mengalami perbedaan dengan yang ada di Italia dan Jerman.
Hal tersebut disebabkan karena fasisme di Jepang lahir untuk menjamin keberlangsungan pertumbuhan ekonomi yang sudah tercipta sejak Restorasi Meiji.
Baca juga: Restorasi Meiji: Tokoh, Penyebab, dan Dampak
Kebangkitan fasisme di Jepang dipelopori oleh Perdana Menteri Hideki Tojo pada masa pemerintahan Kaisar Hirohito (1926-1989).
Saat itu, Jepang sedang mengalami kemajuan di berbagai bidang, seperti perdagangan, industri, dan militer.
Bangsa Jepang membuat propaganda bahwa mereka adalah keturuan dari Dewa Matahari dan menganggap bangsa lain rendah.
Berbekal pedoman tersebut, Jepang melakukan ekspansi politik dengan menguasai berbagai wilayah di kawasan Asia.
Baca juga: Kaisar Meiji, Tokoh Utama Reformasi Jepang
Selain itu, Perdana Menteri Hideki Tojo juga berambisi membawa Jepang ke masa kejayaan.
Untuk mencapai ambisinya tersebut, Perdana Menteri Hideki Tojo melakukan beberapa langkah, yakni:
Dengan begitu, fasisme muncul di Italia, Jerman, dan Jepang karena adanya krisis ekonomi dan politik.
Referensi: