Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Tahun Baru Imlek

Kompas.com - 31/01/2022, 11:00 WIB
Verelladevanka Adryamarthanino ,
Widya Lestari Ningsih

Tim Redaksi

Sumber Kompas.id

Rakyat mengira apabila mereka bahagia, maka raja dan ratu yang memimpin tentu akan merasakan hal yang sama.

Akan tetapi, kenyataannya tidak demikian. Pasalnya, Raja Tsing Teh dan permaisuri nya, Pao Yueh Goat Kuang, justru dilanda kesedihan lantaran belum juga mendapat keturunan.

Raja dan permaisuri pun merasa sangat khawatir karena tidak memiliki penerus untuk melanjutkan kerajaan mereka.

Baca juga: Mengapa Barongsai Selalu Ada Saat Imlek?

Hari berganti hari, raja dan permaisuri terus berdoa kepada Thian (Tuhan), memohon agar segera diberikan seorang putera untuk menjadi ahli waris mereka.

Namun, sampai bertahun-tahun kemudian, harapan mereka belum juga terkabul. Sampai akhirnya, pada suatu malam, permaisuri bermimpi sedang menggendong anak kecil.

Ia pun memohon agar anak itu bisa diserahkan padanya. Tidak butuh waktu lama, harapan permaisuri terpenuhi.

Ia hamil dan melahirkan seorang putera, yang tumbuh menjadi sosok raja yang sangat bijaksana, sehingga disebut sebagai Giok Hong Siang Tee atau yang berarti Yang Tertinggi dari Segala yang Paling Tinggi. 

Pada masa itu, anak laki-laki sangatlah didambakan, karena dianggap bisa melanjutkan takhta kerajaan.

Oleh sebab itu, hari kelahiran Giok Hong Siang Tee dirayakan pada perayaan Imlek melalui sembahyang.

Baca juga: Warna Merah, Identik pada Perayaan Imlek

Penetapan tahun baru Imlek

Kalender China adalah sistem penanggalan tertua yang masih digunakan hingga saat ini. Konon, kalender ini diciptakan oleh Kaisar Huang Di (2697-2597 SM).

Kalender China menggunakan patokan pergerakan bulan dan matahari semu dalam mengelilingi Bumi.

Satu tahun penanggalan China terdiri atas 12 bulan, di mana penentuan awal bulan dan awal tahunnya memerlukan data dan perhitungan astronomi yang akurat.

Dengan cara perhitungan itu, Imlek selalu jatuh antara 21 Januari hingga 20 Februari dalam penggalan Masehi.

Sistem penanggalan yang disebut Kalender Huang Di atau Kalender Xia ini pertama kali digunakan pada masa Dinasti Xia (2205-1676 SM).

Dalam perkembangannya penetapan hari pertama tahun baru terus mengalami perubahan.

Baca juga: Sejarah Perayaan Tahun Baru Masehi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com