Pasalnya, duet Hayam Wuruk dan Gajah Mada lah yang mampu membawa Kerajaan Majapahit menuju puncak kejayaannya.
Selain itu, perang ini juga mengakibatkan putusnya hubungan Majapahit dengan Sunda.
Baca juga: Mengapa Majapahit Tidak Bisa Menaklukkan Pajajaran?
Perang Paregreg terjadi hampir setengah abad setelah Perang Bubat, yakni pada 1404-1406 M.
Perang Paregreg adalah perang saudara, sehingga melibatkan dua pihak dari Kerajaan Majapahit sendiri.
Pertempuran ini melibatkan istana barat yang dipimpin oleh Wikramawardhana melawan istana timur di bawah pimpinan Bhre Wirabhumi.
Dalam Pararaton, disebutkan bahwa pada 1376, muncul keraton baru di timur Kerajaan Majapahit yang dipimpin oleh Wijayarajasa, suami bibi Hayam Wuruk.
Setelah Wijayarajasa wafat, putra Hayam Wuruk yang bernama Bhre Wirabhumi diangkat sebagai raja istana timur.
Sementara di istana barat, takhta Hayam Wuruk diserahkan kepada menantunya, Wikramawardhana.
Perang Paregreg terjadi akibat perselisihan antara Bhre Wirabhumi dan Wikramawardhana, yang berebut gelar Bhre Lasem bagi istri mereka. Perselisihan ini semakin hari kian memanas hingga akhirnya meletus Perang Paregreg.
Setelah hampir tiga tahun, Perang Paregreg akhirnya dimenangkan oleh istana barat, dan Bhre Wirabhumi tewas dalam pertempuran.
Pertempuran ini mendatangkan malapetaka di Kerajaan Majapahit hingga mengakibatkan terkurasnya keuangan istana dan timbulnya korban jiwa.
Bahkan Perang Paregreg diyakini sebagai salah satu penyebab kuat runtuhnya Kerajaan Majapahit.
Referensi: