Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karaeng Galesong, Bangsawan Gowa yang Memburu VOC ke Jawa

Kompas.com - 18/11/2021, 09:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Karaeng Galesong adalah seorang pejuang dan salah satu bangsawan Makassar yang sangat membenci VOC.

Sejak masih muda, ia telah berjuang bersama sang ayah, Sultan Hasanuddin, untuk mengusir bangsa penjajah dari tanah kelahirannya.

Setelah pamor Kerajaan Gowa-Tallo jatuh, Karaeng Galesong mengembara bersama anak buahnya untuk memerangi VOC di Jawa hingga akhir hidupnya.

Masa muda

Lahir pada 29 Maret 1655 dengan nama I Maninrori, Karaeng Galesong adalah putra Sultan Hasanuddin dari istri keempatnya yang bernama I Hatijah I L'omo Tobo.

Ketika beranjak dewasa, gelarnya adalah I Maninrori Kare Tojeng. Sedangkan nama Karaeng Galesong baru diberikan oleh Sultan Hasanuddin setelah menyaksikan bakat kepemimpinannya dan mengangkatnya sebagai Karaeng di Galesong.

Karaeng sendiri adalah gelar bangsawan Makassar, sementara Galesong adalah salah satu wilayah kekuasaan Kerajaan Gowa-Tallo.

Pada 1667, Kerajaan Gowa-Tallo akhirnya takluk terhadap Belanda setelah Sultan Hasanuddin terpaksa menandatangani Perjanjian Bongaya.

Kendati demikian, para penjajah tidak serta merta menguasai jalur pelayaran Indonesia barat ke timur.

Sebab, mereka masih mendapatkan gangguan dari prajurit Kerajaan Gowa-Tallo di bawah pimpinan Karaeng Galesong yang menolak tunduk pada isi Perjanjian Bongaya.

Baca juga: Isi Perjanjian Bongaya dan Latar Belakangnya

Menuju tanah Jawa

Sekitar empat tahun setelah Perjanjian Bongaya ditandatangani, Karaeng Galesong bersama para bangsawan Gowa memilih untuk meninggalkan tanah leluhurnya dn berlayar ke barat guna menyusun strategi dan melanjutkan perlawanan.

Mereka datang dalam beberapa gelombang. Karaeng Galesong mendarat bersama rombongannya di Pelabuhan Banten pada Oktober 1671.

Dalam rombongannya, turut ikut serta Abdul Hamid Daeng Mangalle bersama kedua pengawal setianya.

Selain itu, ada pula tokoh besar Kerajaan Gowa-Tallo, seperti I Adulu Daeng Mangalle dan Fatimah Daeng Takontu, putra dan putri Sultan Hasanuddin.

Dibanding rombongan bangsawan Gowa lainnya, armada Karaeng Galesong paling besar, yang terdiri atas 70 kapal perang dengan 20.000 laskar bersenjata lengkap.

Kedatangan Karaeng Galesong ke Banten adalah untuk membantu Sultan Ageng Tirtayasa dalam melawan VOC.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com