Kemudian, dibangun pula jalan yang sejajar dengan terusan.
Tidak hanya itu, empunya tanah juga turut menjadikan kanal tersebut sebagai jalur lalu lintas untuk mengangkut komoditi perdagangan.
Gubernur Jenderal VOC Jeremias van Riemsdijk juga turut mendatangkan budak berlian dari berbagai tempat untuk menyukseskan usahanya membentuk lahan pertanian.
Upaya tersebut dilakukan untuk meningkatkan pendapat lain, selain sebagai pejabat VOC.
Beruntungya, langkah yang dilakukan Jeremias dalam membuat villa mewah ini diikuti oleh para orang kaya lainnya, termasuk Gubernur Jenderal VOC Adriaan Valckenier.
Sejak saat itu, Ancol menjadi tempat rekreasi khusus warga Belanda untuk menghabiskan akhir pekan.
Baca juga: Biografi Soekarno, Pahlawan Proklamator yang Gemar Cerita Pewayangan
Selain dijadikan tempat rekreasi, Ancol juga dijadikan sebagai tempat plesiran yang disebut Slingerland.
Namun, kejayaan Slingerland sebagai tempat plesiran harus diakhiri, karena banyak wabah yang menjangkit warga Batavia.
Alhasil, saat pemerintahan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels, seluruh bangunan termasuk Kasteel Batavia dan sederet villa mewah Ancol di Oud Batavia dihancurkan.
Akibatnya, Ancol menjadi kawasan yang terlupakan untuk waktu yang cukup lama.
Karena lama tidak dihuni, Ancol berubah menjadi hutan belukar sampai tahun 1950-an. Bahkan, Ancol juga menjadi sarang monyet saking tidak ada kehidupan di sana.
Kendati demikian, Ancol tetap dikunjungi untuk plesiran, meski tidak seramai dulu.
Baca juga: Terowongan Niyama Romusha: Sejarah, Pembangunan, dan
Setelah sempat terbengkalai dalam waktu cukup lama, Ancol kemudian diperbaiki dan dijadikan sebagai taman hiburan.
Semua dimulai ketika Soekarno sedang berkunjung ke Amerika Serikat, di mana selama di sana, ia banyak mendatangi tempat hiburan bersama putranya, Guntur Sukarnoputra.
Salah satu tempat hiburan yang ia datangi adalah Disneyland.